Rabu 29 Dec 2021 14:29 WIB

Presiden Abbas ke Israel Bertemu Menhan Gantz

Kunjungan Abbas ke Israel bertemu pejabat merupakan pertama kali sejak 2010.

Rep: Rizky Jaramaya/Fergi/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Palestina Mahmoud Abbas
Foto: EPA-EFE/FELIPE TRUEBA
Presiden Palestina Mahmoud Abbas

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Presiden Palestina Mahmoud Abbas melakukan kunjungan langka ke Israel pada Selasa (28/12), untuk melakukan pembicaraan dengan Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz. Ini merupakan langkah terbaru dalam serangkaian pertemuan oleh pejabat tinggi Israel dengan pemimpin Palestina.

Seorang pejabat senior Palestina mengatakan, pertemuan pada larut malam itu berlangsung di kediaman Gantz di Israel tengah. Pejabat yang berbicara dengan syarat anonim itu mengatakan, ini adalah pertama kalinya Abbas bertemu dengan seorang pejabat Israel di Israel sejak 2010.

Baca Juga

Gantz mengatakan, dalam pertemuan dengan Abbas, dia berkomitmen untuk memajukan langkah-langkah membangun kepercayaan, serta memperdalam koordinasi keamanan. Sementara ajudan utama Abbas, Hussein Al Sheikh, mengatakan, pertemuan itu berurusan dengan pentingnya menciptakan cakrawala politik, termasuk membahas kondisi lapangan yang tegang karena tindakan para pemukim. Dia mengatakan, pertemuan itu juga membahas masalah keamanan, ekonomi dan kemanusiaan.

Sejauh ini, tidak ada pembicaraan damai secara substantif antara Israel dan Palestina selama lebih dari satu dekade.

Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett, menentang kemerdekaan Palestina dan telah mengesampingkan pembicaraan damai secara formal. Namun di sisi lain, Bennett ingin mengurangi gesekan dengan Otoritas Palestina dan meningkatkan kondisi kehidupan di Tepi Barat yang diduduki Israel.

Terlepas dari janji-janji Bennett, peningkatan kekerasan telah terjadi di wilayah Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah serangan terjadi antara warga Palestina terhadap warga Israel di Tepi Barat dan Yerusalem timur. Termasuk gelombang kekerasan oleh pemukim Israel terhadap warga sipil Palestina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement