Rabu 29 Dec 2021 11:34 WIB

Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
 Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama. Foto: Menag Gus Yaqut
Foto: Kemenag
Menag Ajak Dai dan Media Bumikan Moderasi Beragama. Foto: Menag Gus Yaqut

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengajak para dai untuk turut membumikan gerakan moderasi beragama, sebagai spirit untuk penguatan bangsa. Hal ini dikatakan Menag saat menghadiri Temu Dai Media di Jakarta beberapa waktu lalu.

Moderasi beragama yang digulirkan Kementerian Agama disebut merupakan salah satu upaya untuk merawat karakter keberagamaan yang moderat, toleran dan saling menghormati.

Baca Juga

"Mari kita jadikan dakwah sebagai spirit menjaga dan merawat harmoni Indonesia. Kita buktikan bahwa Indonesia adalah kiblat Islam yang meneduhkan dan visioner," ujar Menag dalam keterangan yang didapat Republika, Rabu (29/12).

Menag juga mengajak para dai untuk menjadikan Indonesia sebagai laboratorium kerukunan umat beragama yang mampu menjadi kiblat perdamaian di dunia. Diperlukan sinergitas dan keterlibatan para dai dalam menjabarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin.

Lebih lanjut, Menag meyakini para ulama di Indonesia mengamalkan Islam yang ramah dan teduh, namun sering memposisikan diri sebagai kelompok silent majority.

"Mari kita sama-sama speak-up dan speak-out yang kencang dan intensif tentang pentingnya mempraktikkan Islam Wasathiyah (jalan tengah)," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kamaruddin Amin mengatakan media merupakan mitra dakwah yang sangat relevan. Sebab, di era digital ini penyampaian dakwah melalui media sangat efektif.

Ia juga menyebut untuk generasi Z, lebih dari 50 persennya akrab dengan keberadaan media sosial. Paparan informasi perihal agama banyak mereka dapatkan dari platform ini.

"Mereka menerima banyak informasi agama dari mulai wacana konservatif hingga liberlisme dan Islamisme. Mereka memerlukan penetrasi sehingga informasi yang diterima bisa dicerna ulang," ujar Kamaruddin.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement