Selasa 28 Dec 2021 19:48 WIB

India Setujui Penggunaan Pil Covid-19 Merck Molnupiravir

Molnupiravir buatan Merck akan diproduksi di India melalui 13 perusahaan.

Molnupiravir buatan Merck akan diproduksi di India melalui 13 perusahaan (Foto: ilustrasi Molnupiravir)
Foto: EPA
Molnupiravir buatan Merck akan diproduksi di India melalui 13 perusahaan (Foto: ilustrasi Molnupiravir)

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- India menyetujui penggunaan darurat pil anti COVID-19 buatan Merck dan dua vaksin ketika negara terpadat kedua di dunia itu menghadapi kemungkinan lonjakan kasus akibat penyebaran cepat varian Omicron. Negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu sebelumnya mengatakan akan mengizinkan suntikan booster bagi sebagian penduduknya karena sejumlah negara bagian melaporkan kenaikan kasus Omicron.

Izin penggunaan darurat diberikan pada saat pemerintah berupaya meningkatkan pasokan oksigen dan memperkuat infrastruktur kesehatan. "Molnupiravir buatan Merck akan diproduksi di India oleh 13 perusahaan untuk penggunaan terbatas dalam situasi darurat untuk merawat penduduk dewasa yang terkena COVID-19," kata Menteri Kesehatan India Mansukh Mandaviya, dilansir dari reuters, Selasa (28/12).

Baca Juga

Pil anti virus corona itu disetujui penggunaannya di Amerika Serikat pekan lalu untuk mengobati pasien dewasa tertentu yang berisiko tinggi. Dalam sebuah pengujian klinis, obat itu terbukti dapat mengurangi kasus rawat inap dan kematian hingga sebesar 30 persen.

Awal tahun ini, Aurobindo Pharma, Cipla, Sun Pharmaceuticals dan sejumlah perusahaan lainnya menandatangani perjanjian lisensi sukarela non-eksklusif dengan Merck untuk memproduksi dan memasok molnupiravir di India. "Dua vaksin COVID-19, Covovax dan Corbevax, juga memperoleh izin penggunaan darurat," tulis Mandaviya lewat Twitter.

Covavax adalah versi vaksin Novavax yang dibuat Serum Institute of India, sedangkan Corbevax merupakan vaksin buatan produsen obat dalam negeri Biological E. Pakar kesehatan sebelumnya mengatakan India perlu menggandakan program vaksinasinya.

Sejumlah negara bagian telah menerapkan jam malam dan pembatasan lain menjelang perayaan Tahun Baru untuk mencegah lonjakan infeksi dan kejadian pada musim panas 2021 ketika gelombang kedua wabah COVID-19 menewaskan puluhan ribu orang. Program vaksinasi India sejauh ini didominasi oleh vaksin AstraZeneca yang diproduksi di dalam negeri oleh Serum Institute dan vaksin Covaxin dari Bharat Biotech.

India hingga kini telah menyuntikkan 1,43 miliar dosis vaksin COVID-19 dan 62 persen populasi yang memenuhi syarat telah menerima vaksin secara lengkap. Negara itu berencana untuk memvaksin kelompok usia 15-18 tahun mulai 3 Januari.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement