Rabu 29 Dec 2021 03:06 WIB

Tanda Anda Mengalami Hipertensi dan Apa yang Harus Dilakukan

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi kesehatan yang serius.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Tanda Anda mengalami hipertensi dan apa yang harus dilakukan (ilustrasi).
Foto: Republika
Tanda Anda mengalami hipertensi dan apa yang harus dilakukan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tekanan darah tinggi (hipertensi) dianggap sebagai salah satu silent killer karena sering kali muncul tanpa keluhan. Penderita pada umumnya belum tahu jika mengidap hipertensi, tetapi kemudian mendapati diri sudah memiliki penyakit atau komplikasi dari hipertensi.

Dalam jurnal Circulation, dilaporkan bahwa tekanan darah orang Amerika telah meningkat secara mengkhawatirkan selama pandemi. Saat ini, sekitar setengah dari orang Amerika memiliki hipertensi. Penyakit ini sebetulnya menjadi kondisi kesehatan yang kurang dibahas, padahal memiliki efek besar pada tubuh. 

Baca Juga

"Bahkan perubahan kecil dalam tekanan darah rata-rata dalam populasi dapat berdampak besar pada stroke, kejadian gagal jantung, dan serangan jantung yang kemungkinan akan Anda lihat dalam beberapa bulan mendatang," tulis penulis utama studi tersebut, dilansir di laman Eat This Not That, Selasa (28/12).

Pada 2019, tekanan darah tinggi adalah penyebab utama atau penyebab lebih dari 500 ribu kematian secara nasional di AS. Satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah tekanan darah tinggi adalah dengan memeriksakannya. Menurut American Heart Association, tekanan darah normal jika mengukur sistolik 120 atau lebih rendah (angka atas) dan 80 atau diastolik lebih rendah (angka bawah).

Jika tekanan darah antara 120 dan 129 sistolik dan masih lebih rendah dari 80 diastolik, itu dianggap meningkat. Jika tekanan darah antara 130 dan 139 sistolik, atau 80 hingga 89 diastolik, itu menandakan tekanan darah tinggi tahap satu (hipertensi).

Apabila tekanan darah di atas 140 sistolik, atau di atas 90 diastolik, itu menandakan tekanan tinggi tahap dua (hipertensi). Jika tekanan darah Anda di atas 180 sistolik dan/atau 120 diastolik, itu adalah krisis hipertensi, keadaan darurat medis. Anda harus segera mencari bantuan medis secepatnya.

Tekanan darah tinggi adalah kondisi kesehatan yang serius. Kondisi itu berarti darah bergerak melalui pembuluh darah dengan kekuatan yang terlalu besar. Seiring waktu, itu dapat membuat stres dan merusak pembuluh darah, hingga menyebabkan masalah kesehatan serius seperti serangan jantung atau gagal, stroke, penyakit atau gagal ginjal, masalah hati, kebutaan, sanpai disfungsi seksual.

Para peneliti di balik studi Circulation melihat data kesehatan lebih dari 500 ribu orang Amerika dan menemukan bahwa setiap bulannya selama pandemi, tekanan darah meningkat rata-rata 1,1 hingga 2,5 milimeter merkuri (mmHg) sistolik dan 0,14 hingga 0,53 diastolik. Ini adalah kasus untuk kategori wanita dan pria, tanpa memandang usia.

"Penyebab peningkatan tekanan darah secara keseluruhan tidak jelas," lapor New York Times

Alasannya mungkin termasuk konsumsi alkohol, penurunan olahraga, stres, minimnya konsultasi ke dokter dan kurang kepatuhan terhadap pengobatan."Ini mungkin multifaktorial," kata Presiden American Heart Association, dr Donald M Lloyd-Jones. Akan tetapi bagian pentingnya adalah bahwa banyak orang tidak menjangkau sistem perawatan kesehatan, sehingga kehilangan kendali atas tekanan darah dan diabetes.

Sekali lagi, satu-satunya cara pasti untuk mengetahui apakah orang memiliki tekanan darah tinggi adalah dengan memeriksakannya. Mengandalkan gejala untuk mengingatkan Anda tentang masalah tekanan darah tidak efektif dan berbahaya. Jadi lakukan pemeriksaan dini karena menguji tekanan darah tinggi itu mudah dan tidak menyakitkan. Jika tekanan darah tinggi, ada banyak hal yang dapat dilakukan, berkonsultasi dengan dokter untuk membuat tekanan darah tetap sehat.

Menurut American Heart Association, ada beberapa langkah paling efektif yang dapat diambil untuk mengurangi tekanan darah tinggi. Makan makanan yang sehat dengan natrium (garam) terbatas, kurangi alkohol, berolahraga teratur, kurangi stres, berat badan sehat, tidak kerokok, dan lainnya dapat menjadi tindakan preventif maupun pengobatan. Selain itu, jangan lupa patuhi proses pengobatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement