Selasa 28 Dec 2021 13:25 WIB

Inovasi Mahasiswa Universitas BSI, Manfaatkan Limbah Nanas Jadi Tenun Budaya Lokal

Ide bisnis ini muncul karena di perkebunan nanas limbah dauh banyak dibuang

Mahasiswa program studi (prodi) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil menciptakan ide bisnis pemanfaatan limbah nanas jadi tenun budaya lokal khas Kalimantan Barat, yang bernilai rupiah.
Foto: istimewa
Mahasiswa program studi (prodi) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil menciptakan ide bisnis pemanfaatan limbah nanas jadi tenun budaya lokal khas Kalimantan Barat, yang bernilai rupiah.

REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK--Mahasiswa program studi (prodi) Sistem Informasi Akuntansi (SIA) Universitas BSI (Bina Sarana Informatika), berhasil menciptakan ide bisnis pemanfaatan limbah nanas jadi tenun budaya lokal khas Kalimantan Barat, yang bernilai rupiah.

Ide tersebut dituangkan dalam Youth Sharia Sociopreneurship Competition (YSSC) yang merupakan kompetisi bagi mahasiswa yang memiliki ide bisnis inovatif dalam sektor agriculture, food, fashion, hingga energi baru dengan menerapkan nilai syariah. 

Baca Juga

Annisa Sukma Oktora, Eni Sumaini, Sella Septiani, Caliska Putri Paramayatia dan Halim Pebriadi atau yang disebut Tim Nenanas (Next Evolution Nanas), berhasil lolos bersama 14 tim lainnya dalam kompetisi YSSC 2021. Sukma, selaku ketua tim menjelaskan bahwa, alasan menciptakan ide bisnis pemanfaatan limbah nanas menjadi tenun, karena melihat di perkebunan nanas yang limbah daunnya dibuang begitu saja. 

“Dari permasalahan limbah di perkebunan nanas daerah Rasau Jaya, yang hanya dibuang begitu saja, kamipun mencari berbagai referensi, agar bisa mengolah limbah daun nanas menjadi apa saja. Salah satunya budaya tenun, benefit yang didapatkan oleh petani dan penenun sangat luar biasa. Selain mengangkat budaya tenun, kamipun turut menyejahterakan petani nanas dengan memanfaatkan limbah daun nanasnya,” ujar Sukma dalam keterangan pers, Selasa (28/12). 

Dalam proses pengolahannya, limbah daun nanas akan direndam terlebih dahulu kemudian digosok menggunakan bamboo, sehingga mendapatkan serat-serat dari daun nanas tersebut. Lalu serat benang dari daun nanas, akan dijemur dahulu agar siap digunakan oleh para pengrajin tenun, untuk menggunakan benang tersebut sebagai kain tenun. 

“Selama proses pendaftaran, pengiriman proposal hingga administrasi, sangat dibantu oleh dosen-dosen dan lembaga BSI Entrepreneurship Center (BEC) Universitas BSI kampus Pontianak. BEC telah membantu tim Nenanas mulai dari dari awal, hingga masuk ke babak pitching. Sebelum mengikuti kompetisi ini, salah satu tim kami juga telah berhasil meraih prestasi dalam Lomba Lokalate LMC Marketing Competition dan Lomba Design UI/UX,” imbuhnya. 

Menanggapi hal ini, Nurmalasari selaku koordinator BEC Universitas BSI kampus Pontianak mengungkapkan, sangat bangga atas prestasi yang diraih oleh mahasiswa Universitas BSI, sehingga bisa masuk 15 besar dari 123 peserta yang berasal dari perguruan tinggi seluruh Indonesia. 

“Dengan adanya kompetisi ini, mahasiswa dapat lebih meningkatkan kreativitas dan mendorong perubahan paradigma mahasiswa, agar lebih berorientasi menjadi wirausahawan melalui inovasi. BEC sebagai lembaga wirausaha kampus, terus melakukan pendampingan kepada mahasiswa yang serius dalam berwirausaha maupun berkompetensi. Salah satunya yaitu di bina langsung oleh praktisi entrepreneur, sekaligus pengusaha sukses yang telah bekerja sama dengan Universitas BSI untuk mempersiapkan kompetisi atau ketahap selanjutnya,” tutur Mala. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement