Selasa 28 Dec 2021 06:16 WIB

Sri Sultan: Masyarakat Diminta tak Terlena Euforia Tahun Baru

Perayaan tahun baru berpotensi menimbulkan kerumunan yang memicu penyebaran Covid-19

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Hiru Muhammad
Wisatawan berjalan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (26/12/2021). Kawasan Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan saat mengisi waktu libur Natal di Yogyakarta.
Foto: Antara/Hendra Nurdiyansyah
Wisatawan berjalan di kawasan Malioboro, Yogyakarta, Ahad (26/12/2021). Kawasan Malioboro merupakan salah satu destinasi wisata favorit bagi wisatawan saat mengisi waktu libur Natal di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta masyarakat untuk tidak terlena dengan euforia perayaan Tahun Baru 2022. Hal ini mengingat hampir dua tahun masyarakat tidak melakukan perayaan.

Perayaan tahun baru berpotensi menimbulkan kerumunan-kerumunan yang dapat menyebabkan terjadinya penyebaran Covid-19. Terlebih, di kawasan Malioboro yang berkaca dari pengalaman di tahun sebelumnya selalu ramai dikunjungi masyarakat saat malam pergantian tahun.

Baca Juga

"Kita harus siap, dalam arti karena kita akan banyak dikunjungi orang, bagaimana (mengatasi) masalah kerumunan," kata Sultan di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Senin (27/12).

Sultan menyebut, pihaknya menggencarkan persiapan pencegahan kenaikan kasus Covid-19 menjelang tahun baru dengan meningkatkan koordinasi bersama kabupaten/kota. Pasalnya, DIY menjadi salah satu destinasi wisata pilihan selain Bali dan Jawa Tengah.

Untuk itu, katanya, perlu dilakukan koordinasi sebagai langkah antisipasi meningkatnya kasus pascalibur tahun baru. Koordinasi ini akan diikuti dengan tindakan tegas dan konsisten sebagai salah satu bentuk upaya pencegahan yang efektif."Masalah persiapan kemungkinan rumah sakit, mungkin oksigen dan sebagainya. Kita harus bisa koordinasi dengan baik antara provinsi, kabupaten/kota, TNI dan Polri. Prinsip itu yang kemarin sudah dilakukan, sekarang tinggal mengulang saja," ujar Sultan.

Dengan adanya koordinasi yang baik, diharapkan tidak terjadi kenaikan kasus kedepan. Meskipun saat ini penambahan kasus di DIY masih landai, namun masih memungkinkan terjadinya kenaikan kasus usai libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) jika tidak dilakukan langkah pencegahan yang ketat. "Setiap harinya (kasus) naik atau tidak naik kita pantau terus. Tadi pagi saya juga tanyakan penambahan angka kasus tujuh orang kemarin kenapa, karena setiap kenaikan sama kesembuhan perimbangannya harus jelas," jelas Sultan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement