Senin 27 Dec 2021 20:48 WIB

Ridwan Kamil Dukung Wacana Penghapusan Premium

Terkait penghapusan premium, Ridwan Kamil dorong konversi kendaraan listrik.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Indira Rezkisari
Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina di Jakarta, Jumat (24/12/2021). Pemerintah berencana menghapus BBM RON 88 Premium dan RON 90 Pertalite sebagai upaya mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Pengendara motor mengisi BBM jenis Pertalite di sebuah SPBU Pertamina di Jakarta, Jumat (24/12/2021). Pemerintah berencana menghapus BBM RON 88 Premium dan RON 90 Pertalite sebagai upaya mendorong penggunaan BBM yang lebih ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendukung rencana penghapusan BBM jenis premium seiring mulai bergulirnya tren penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Rencana penghapusan premium merupakan implementasi Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 20/2017 yang mensyaratkan standar minimal RPN 91 untuk produk gasoline dan CN 51 untuk gas oil sesuai standar EURO 4.

Menurut Ridwan Kamil, penggunaan energi fosil seperti premium lambat laun akan berhenti dan berkurang. Pengurangan ini juga karena teknologi dan perkembangan EBT di Indonesia khususnya kendaraan listrik mulai bergulir.

Baca Juga

"(Penghapusan premium) ini hanya masalah waktu, ibaratnya Maghrib akan tiba, bahwa perlahan BBM akan berkurang,” ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil, Senin (27/12).

Namun, menurut Emil, penghapusan premium diharapkan tidak berlangsung cepat. Karena, masyarakat butuh waktu untuk transisi.

“Saya kira karena ini kebijakan pusat tentu jangan sampai merugikan, di mana-mana proses transisi butuh waktu. Mudah-mudahan pemerintah pusat bisa lebih bijak melakukan proses transisi tanpa merugikan masyarakat terlalu cepat,” paparnya.

Emil menilai, penghapusan premium tidak masalah karena teknologi kendaraan listrik sudah hadir. Sehingga, mobil dan motor akan lebih mudah dikonversi. Seiring tren tersebut, pihaknya berencana mengebut konversi kendaraan berbasis BBM ke listrik pada 2022 mendatang.

“Tahun 2022 di Jabar akan kita kebut, bengkel-bengkel akan dilatih untuk mengubah motor bebek biasa ke motor listrik dengan teknologi yang mudah,” katanya.

Proses konversi ini juga, kata dia, akan dibarengi dengan administrasi kendaraan bermotor yang memiliki perbedaan dengan surat-surat kendaraan bermotor konvensional. Emil, memastikan langkahnya merupakan program yang sudah dicanangkan Kementerian ESDM dan Kementerian Perhubungan. “Program ini diviralkan oleh Pemprov Jabar,” kata Emil yang juga Ketua Asosiasi Daerah Penghasil Migas dan Energi Terbarukan (ADPMET).

Kementerian ESDM pada tahun depan resmi akan menghapus premium dari pasaran. Pemerintah memastikan langkah ini dilakukan dalam agenda transisi energi bersih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement