Senin 27 Dec 2021 19:53 WIB

Epidemiolog Dorong Pemerintah Batasi Perjalanan ke Luar Negeri

Pembatasan perjalanan luar negeri bisa diberlakukan selama Omicron masih mengganas.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Indira Rezkisari
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12). Puskesmas tersebut memberikan layanan swab test antigen secara gratis kepada warga yang melakukan perjalanan antarprovinsi, tenaga kesehatan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan. Layanan tersebut dilakukan setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Sementara pemerintah mengimbau masyarakat untuk gencar melakukan testing dan tracing sebagai antisipasi penyebaran covid-19 varian Omicron. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) antigen di Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (27/12). Puskesmas tersebut memberikan layanan swab test antigen secara gratis kepada warga yang melakukan perjalanan antarprovinsi, tenaga kesehatan, serta pasien rawat inap dan rawat jalan. Layanan tersebut dilakukan setiap hari Senin-Jumat pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Sementara pemerintah mengimbau masyarakat untuk gencar melakukan testing dan tracing sebagai antisipasi penyebaran covid-19 varian Omicron. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman, mendorong pemerintah membatasi perjalanan ke luar negeri untuk warga negara indonesia (WNI) yang hanya ingin berwisata. Alasannya, hingga Senin (27/12) perkembangan kasus konfirmasi Omicron di Indonesia telah mencapai 46 kasus dan hampir seluruh kasus merupakan pelaku perjalanan luar negeri.

"Perjalanan ke luar negeri yang esensial saja, seperti karena berobat ini untuk kesehatan, tentu urusan pemerintah dikecualikan. Namun, kalau wisata ke luar harusnya dibatasi dulu, karena bagaimanapun walau karantina ya tetap sulit tidak mudah, sangat efektif membatasi sangat penting," kata Dicky kepada Republika, Senin (27/12).

Baca Juga

Hal senada diungkapkan Ahli Epidemiologi Masdalina Pane. Ia memandang untuk sementara waktu selama Omicron masih menjadi sebagai varian yang harus diwaspadai atau variant of concern (VoC) yang bersirkulasi di tingkat global memang sebaiknya pemerintah membuat travel advisory ke beberapa negara pada level travel restriction. "(Buat aturan) dilarang ke sana. Kalau sudah tenang baru boleh diturunkan levelnya," tegas Masdalina.

Omicron merupakan variant of concern kelima dirilis oleh WHO. Varian ini menyebar dengan cepat dengan jumlah banyak.

“Karena itu semua negara melakukan tindakan standar untuk menjaga pintu masuk masing-masing. Upaya cegah tangkal harus dilakukan, karena di pintu masuk jauh lebih mudah untuk diintervensi daripada yang telanjur masuk ke komunitas,” tegas Masdalina.

Masdalina mengingatkan, dengan sudah masuknya Omicron ke Indonesia, prokes 3M harus terus diterapkan dengan disiplin. "Kuncinya disiplin di pintu masuk sudah baik. Kita cegah jangan sampai terjadi sebagai transmisi komunitas sampai dengan lini ketiga,” ujarnya.

Ia mencontohkan bila pelaku kebersihan terpapar virus maka, ia berpeluang menularkan ke keluarga/istri, selanjutnya istri menularkan ke teman arisan dan sebagainya meski tidak kontak dengan perjalanan ke luar negeri maupun wilayah yang berisiko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement