Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Husnia Nakma Daulay

TANTANGAN BAHASA ARAB DI INDONESIA

Agama | Monday, 27 Dec 2021, 17:38 WIB

TANTANGAN BAHASA ARAB DI INDONESIA

Bahasa Arab di Indonesia mempunyai posisi sangat strategis dalam kajian Islam, karena sumber utama ajaran Islam yaitu (al-Quran dan as-Sunnah) dan mayoritas referensi ilmu keislaman itu berbahasa Arab. Umar bin al-Khattab menyatakan bahwa pelajarilah bahasa Arab karena merupakan bagian integral dari ajaran agama Islam.

Bahasa Arab dihadapkan pada beberapa tantangan yaitu:

1. Pelemahan minat,motivasi dan spirit mempelajari bahasa Arab melalui stigmatisasi sebagai bahasa yang sulit dipelajari dan tidak menarik agar generasi muda Islam malas mempelajari bahasa Arab. Menurut Fathi Ali Yunus di Mesir pada 1980-an antara lain disebabkan oleh kolonialisasi Barat terhadap dunia Islam dengan menjauhkan umat Islam dari bahasa al-Quran. Badiuzzaman Said Nursi dalam Kulliyat Rasail an-Nur menyatakan penjajah Barat tidak akan bisa mengalahkan umat Islam selama al-Quran masih dibaca dan menjadi pedoman.

Sebuah penelitian di Malaysia kesulitan belajar bahasa Arab di Perguruan Tinggi (2005) ternyata tidak disebabkan oleh materi bahasa Arab, melainkan ketiadaan minat (100%), tidak memiliki latar belakang bahasa Arab (87%), kurikulum perguruan tinggi (83%), kesulitan memahami materi bahasa Arab (57%), dan lingkungan kelas yang tidak kondusif (50%). 77% di antara mereka memiliki kesan negatif terhadap bahasa Arab.

2. Alasan pragmatisme dan deformalisme, penggunaan bahasa Arab fushha (standar, formal) di kalangan masyarakat Arab mulai berkurang frekuensi dan proporsinya. Dalam interaksi sosial diganti dengan bahasa ammiyah (bahasa pasaran) atau dialek lokal.

3. Politik bahasa di Indonesia belum memberi angin segar bagi eksistensi bahasa Arab. Keberadaannya masih diposisikan sebagai bahasa asing sehingga hanya menjadi bidang studi wajib di lembaga pendidikan Islam.

4. Pendidikan dan pembelajaran bahasa Arab di Indonesia belum memiliki landasan dan kerangka teoretik yang mapan. Selama ini aspek kurikulum dan metodologi pembelajaran masih hasil adaptasi dan teori linguistik, psikolinguistik, sosiolinguistik, pragmatik dan sebagainya.Hal tersebut berimplikasi bahwa bahasa Arab yang dipelajari di Indonesia belum menyentuh aspek budaya Islam dan Arab. Sebagian peserta didik sudah mahir berbicara dan menulis dalam bahasa Arab, namun pola pikir, gaya bahasa dan logika berbahasanya masih kental dengan nuansa Indonesia. Dalam konteks ini, cita rasa budaya Arab dalam berbahasa Arab menjadi penting dan menarik didiskusikan. Bahasa dan budaya Arab dalam mentalitas dan aktivitas berbahasa ibarat dua sisi dari sebuah koin mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image