Ahad 26 Dec 2021 22:19 WIB

Di China, RI Gelar Forum Bahas Local Currency Settlement

Perjanjian LCS dengan China mencapai 15 juta dolar AS per bulan sejak September.

Dubes RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun (kanan) menjadi pembicara di forum bisnis di China, pekan lalu.
Foto: Dok. KJRI Guangzhou
Dubes RI untuk China dan Mongolia Djauhari Oratmangun (kanan) menjadi pembicara di forum bisnis di China, pekan lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, GUANGZHOU -- Indonesia menggelar forum bisnis yang bertema Re-Accessing Indonesia’s Trade and Investment through Local Currency Settlement (LCS), Ahad (26/12). Forum promosi ini digagas oleh KJRI Guangzhou bekerja sama dengan Bank Indonesia, China Council for the Promotion of International Trade Guangdong Sub-council (CCPIT Guangdong), dan UOB China.

"Sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, dan diproyeksikan menjadi ekonomi terbesar ke-4 global pada 2050, Indonesia membuka pintu selebar-lebarnya bagi investor mancanegara, tak terkecuali China, untuk menjadi bagian dari pertumbuhan yang dahsyat ini,” kata kata Duta Besar RI untuk China dan Mongolia, Djauhari Oratmangun dalam keterangan tertulis yang diterima Republika, Ahad.

Djauhari menyambut baik kesepakatan LCS yang diimplementasikan pada September ini. Berkat LCS, pelaku bisnis dapat menikmati biaya transaksi yang lebih rendah dan memiliki opsi untuk pembiayaan perdagangan serta investasi langsung dalam mata uang lokal.

Acara dibuka Vice President CCPIT Guangdong, Fan Xinlin, dan President & CEO UOB China, Peter Foo Moo-Tan. Dua pembicara forum ini adalah Dubes Djauhari dan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti.

Destry mengatakan, China merupakan negara kedua terbesar diukur dari nilai investasi asing langsung (FDI) di Indonesia. Perjanjian LCS dengan China pun telah menunjukkan perkembangan yang menjanjikan, dengan rata-rata transaksi bulanan mencapai 15 juta dolar AS per bulan, dalam tiga bulan terakhir.

“Kami optimistik, transaksi LCS akan terus meningkat, sejalan dengan peningkatan aktivitas perdagangan dan investasi. Berbagai quick win telah kami siapkan untuk mempromosikan LCS, termasuk bantuan teknis bagi eksportir maupun importir, untuk melakukan transaksi LCS riil dari hulu ke hilir. Sehingga, kemudahan yang ditawarkan LCS akan berdampak positif pada penyerapan FDI di Indonesia,” kata Destry.

Selain itu, dalam forum ini juga disajikan paparan dari beberapa pembicara pakar, antara lain Deputi Perencanaan Investasi Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan, Direktur Eksekutif Pengembangan Pasar Keuangan, Donny Hutabarat, dan Alternate Country CEO/Head of Global Markets UOB China, Mark Yang.

Dua perusahaan China yang telah lama berinvestasi di Indonesia, SGMW Automobile dan Huawei Indonesia juga berkesempatan membagikan pengalaman kisah suksesnya berinvestasi di Indonesia. Pihak SGMW yang memproduksi mobil Wuling, diwakili oleh Overseas Business & Engineering Center General Manager Lisa Li. Sementara Huawei Indonesia diwakili oleh Chief Financial Officer Han Ding.

Di samping itu juga disampaikan ketentuan terbaru mengenai Omnibus Law dari sisi legal oleh Assegaf Hamzah Partners – Rajah Tann Law Firm. Ketua Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM) juga menjawab pertanyaan seputar permintaan kerja sama dengan mitra lokal di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement