Ahad 26 Dec 2021 12:18 WIB

APHINDO: Umroh Tim Advance Mengalami Kendala

APHINDO: Umroh Tim Advance Mengalami Kendala

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil
APHINDO: Umroh <em>Tim Advance</em> Mengalami Kendala. Foto: Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19
Foto: Republika
APHINDO: Umroh Tim Advance Mengalami Kendala. Foto: Ilustrasi Jamaah haji dan umroh pakai masker di masa pandemi covid-19

IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Pendiri Aliansi Pengusaha Haramain Indonesia (Aphindo) Muhammad Dawood menyesalkan program umroh tim advance yang berangkat 23 Desember kemarin tidak berjalan sesuai rencana. Dawood menceritakan awalnya direncanakan semua jamaah tidak karantina bagi yang telah vaksin lengkap pfizer, moderna dan astrazeneca, tetapi kesapakatan itu berubah saat ketibaan di arab Saudi. 

"Bahkan seluruh peserta yang sudah mendekati Madinah dipanggil ke Jeddah untuk menjalani karantina sesuai aturan otoritas bandara arab saudi ( GACA )," kata Muhammad Dawood saat menyampaikan kondisi terkini umroh tim advance kepada Republika, Sabtu (25/12) malam.

Baca Juga

Menurut Dawood, perjalanan ini sudah tidak sesuai dengan apa yang telah direncanakan dari awal, sehingga membuat tim kecewa. Meski demikian kata dia, tim tepat sabar menjalaninya.

"Artinya program umroh tim advance kacau balau kita nampaklah dari wajah teman-teman walaupun mereka tetap tersenyum," ujarnya.

Dawood yang juga pemilik travel Riau Wisata Hati (RWH) ini berharap keadaan ini tidak terjadi ketika jamaah umroh diberangkatkan. Untuk itu pemerintah dan asosiasi harus memastikan aturan aturan yang berlakun oleh otoritas bandara, kementerian haji arab saudi dan pihak lain pemegang aturan, sehingga kejadian serupa tidak sampai terulang pada jamaah umrah Indonesia.

"Saya menjadi semakin pesimis dengan umroh di musim ini, dengan berbagai pertimbangan. Mulai dari tingginya biaya karantina dan waktu pelaksanaan karantina yang berlaku sekarang seiring berkembangnya berita berita virus corona omicron yang merebak di kalangan jemaah malaysia,"ujarnya.

Dawood meminta Kemenag bisa memberikan informasi yang akurat kepada Asosiasi dan PPIU perihal aturan aturan di Saudi agar ke depannya seluruh Jemaah siap dengan segala aturan yang berlaku dan PPIU tidak disalahkan jika adanya simpang siur informasi di Arab Saudi yang tidak disampaikan kepada para PPIU. 

Perjalanan Ke Tanah Suci Awalnya berjalan Normal dengan pelaksanaan karantina di Asrama Haji sampai mendarat di Airport Jeddah. Ada enam orang peserta yang diwajibkan karantina karena menggunakan Vaksin Sinovac tanpa Booster, dan 19 Peserta bisa keluar airport tanpa kendala menuju Madinah dan Makkah. 

"Tetapi setelah 150 KM mendekati Madinah beberapa peserta dipanggil kembali untuk menjalani karantina di Jeddah dan jika hal serupa terjadi kepada jemaah yang rata-rata sudah tua, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi? PPIU yang akan disalahkan" ujar Dawood

Sementara asosiasi lain bersama muassasah Al Maidaa program mereka dari Jeddah langsung ke Makkah, sehingga mereka perlu miqat di Jeddah. Akhirnya butuh waktu untuk persiapan miqat, sehingga mereka terlambat jalannya ke Makah, karena persiapan miqat.

Jadi penerbangan melihat mereka lama dan menahan mereka untuk tidak ke Makkah dan disuruh karantian di Jeddah," katanya. Artinya perjalanan ini tidak terkoordinasi dengan baik antara penerbangan (GACA) dengan Kementrian haji. 

"Kalau clear tentu tidak akan terjadi kejadian seperti hari ini." Ujar Dawood 

Kami mendoakan seluruh teman-teman kami semoga perjalanan kali ini lancar, mendapatkan umrah yang maqbul dan ucapan terimakasih kami kepada seluruh peserta team advance semoga selalu dalam perlindungan Allah SWT,berjuang untuk Umat.

Untuk itu Dawood meminta persoalan semacam ini segera diselesaikan oleh pemerintah Arab Saudi dan pemerintah Indonesia. Sehingga ke depannya perjalanan ibadah umroh jamaah berjalan lancar.

"Kita minta Kemenag ke depannya lebih jeli dalam koordinasi dan komunikasi perihal aturan yang berlaku di Arab Saudi agar jika nantinya umrah dibuka untuk jemaah, hal serupa tidak terjadi kepada jamaah," katanya.

Sementara, saat dihubungi Sabtu (25/12) malam, Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nur Arifin mengakui belum mendapat informasi tentang adanya masalah yang terjadi kekacaun pada tim advance. Kekacauan ini bermula dari diminta kembalinya tim advance ke Jeddah untuk karantina, padaha mereka dalam perjalanan menuju Madinah.

"Saya tidak mendengar informasi kalau kacau balau," kata Nur Arifin saat dihubungi Republika.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement