Ahad 26 Dec 2021 04:58 WIB

Lebih dari 30 Jasad Ditemukan Terbakar di Myanmar

Jasad yang terbaar diketahui merupakan pengungsi, termasuk di dalam anak-anak.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Dalam gambar yang dibuat dari video oleh Transborder News ini, asap mengepul dari kamp Tentara Myanmar dekat perbatasan Myanmar dan Thailand pada Selasa, 27 April 2021. Gerilyawan etnis Karen mengatakan mereka merebut pangkalan militer Myanmar pada hari Selasa dalam apa yang mewakili peningkatan moral tindakan bagi mereka yang menentang pengambilalihan militer atas pemerintah sipil negara pada bulan Februari.
Foto: Transborder News via AP
Dalam gambar yang dibuat dari video oleh Transborder News ini, asap mengepul dari kamp Tentara Myanmar dekat perbatasan Myanmar dan Thailand pada Selasa, 27 April 2021. Gerilyawan etnis Karen mengatakan mereka merebut pangkalan militer Myanmar pada hari Selasa dalam apa yang mewakili peningkatan moral tindakan bagi mereka yang menentang pengambilalihan militer atas pemerintah sipil negara pada bulan Februari.

REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Warga, media dan organisasi hak asasi manusia Myanmar melaporkan lebih dari 30 orang termasuk perempuan dan anak-anak tewas dibunuh dan jenazahnya terbakar di wilayah konflik Negara Bagian Kayah, Myanmar. Karenni Human Rights Group mengatakan mereka menemukan jenazah-jenazah hangus terbakar.

 

Baca Juga

Jasad-jasad termasuk orang lanjut usia, perempuan dan anak-anak  yang ditemukan di dekat Desa Mo So, Kota Hpruso itu merupakan para pengungsi. "Kami sangat mengecam pembunuhan tidak manusiawi dan brutal yang melanggar hak asasi manusia," kata kelompok itu dalam unggahan mereka di Facebook, Sabtu (25/12).

Militer Myanmar mengatakan mereka menembak dan membunuh 'teroris bersenjata' dari pasukan bersenjata desa yang menentang pemerintah militer. Media yang dikelola pemerintah tidak menyebutkan jumlah orang yang dibunuh.

Disebutkan orang-orang itu berada di tujuh kendaraan dan tidak berhenti saat diperintahkan berhenti oleh militer. Militer Myanmar tidak dapat dimintai komentar. Foto-foto yang dibagikan organisasi hak asasi manusia dan media setempat menunjukkan sisa-sisa tubuh di belakang truk-truk yang terbakar.  

Salah satu milisi bersenjata yang muncul usai kudeta militer 1 Februari lalu, The Karenni National Defence Force mengatakan jenazah-jenazah itu bukan anggota mereka, melainkan para pengungsi yang melarikan diri dari daerah konflik.

"Kami sangat terkejut melihat semua jenazah-jenazah dengan berbagai ukuran, termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua," kata komandan kelompok tersebut yang meminta tidak disebutkan namanya.

Seorang warga desa yang juga tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan ia mengetahui ada api pada Jumat (24/12) lalu. Tapi tidak bisa ke lokasi kejadian karena terdengar suara tembakan.

"Saya menghampirinya pada paginya, saya melihat mayat-mayat yang sudah terbakar dan juga pakaian anak-anak dan perempuan berserakan," katanya.

Sementara di bagian wilayah yang lain pasukan militer Myanmar masih bertempur dengan milisi bersenjata yang pro-demokrasi. Pihak berwenang Thailand mengatakan dalam pertemuan dekat perbatasan antara dua negara, militer Myanmar menggunakan roket peluncur granat yang menghancurkan sebuah rumah yang terletak di wilayah Thailand.

Satu hari sebelumnya militer Myanmar menggelar serangan udara yang dikuasai milisi sipil bersenjata Karen National Union (KNU) di dekat perbatasan dalam pertempuran yang pecah pekan lalu. Konflik telah mendorong ribuan orang mengungsi ke Thailand.

Sejak militer merebut kekuasaan dari pemerintahan terpilih 11 bulan yang lalu, Myanmar mengalami dilanda konflik. Masyarakat sipil menolak kudeta dan militer menindak keras pengunjuk rasa dengan senjata. Masyarakat Myanmar di seluruh negeri angkat senjata untuk melawan kudeta militer.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement