Sabtu 25 Dec 2021 00:16 WIB

Jababeka dan President University Kembangkan Smart Ecosystem 4.0

Implementasi Smart Ecosystem 4.0 melalui Jababeka Smart Township Super-App

PT Jababeka
Foto: facebook.com/JababekaandCo
PT Jababeka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini pemerintah, kalangan korporasi dan masyarakat tengah gencar mendigitalisasi proses-proses bisnisnya. Hal ini untuk mendukung proses tersebut, banyak pihak berinisiatif untuk mengembangkan berbagai aplikasi digital. 

Seperti, President University berkolaborasi dengan PT Jababeka & Co dan Fablab mengembangkan program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) dengan tema Implementasi Smart Ecosystem 4.0 melalui Jababeka Smart Township Super-App yang Berbasis Open Innovation. 

Jababeka & Co. adalah anak usaha Grup Jababeka, sedangkan Fablab adalah sebuah institusi yang bergerak dalam ranah pelatihan SDM dan pengembangan usaha berbasis Industry 4.0. 

Ketua Program PKKM PresUniv Adhi Setyo Santoso mengatakan ada dua keunggulan dalam pengembangan Jababeka Smart Township Super-App ini, yakni berbasis Smart Ecosystem 4.0 dan mengusung konsep Open Innovation. Adapun Smart Ecosystem adalah sebuah platform digital yang terbuka untuk bergabungnya berbagai aplikasi inovatif lainnya. 

"Faktor kuncinya adalah aplikasi itu mesti terintegrasi dengan berbagai aplikasi lainnya yang ada di Jababeka Smart Township," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (24/12).

Kata Adhi, sebagian dari konsep Smart Ecosystem juga sudah diadopsi oleh beberapa daerah di Indonesia yang ingin mengembangkan layanan yang cerdas dan terintegrasi di antaranya, di Provinsi DKI Jakarta, Kota Bandung, Kota Makassar, Kota Surabaya, Kota Semarang, Kota Yogyakarta, dan Kota Denpasar.

Sementara, pengertian konsep Open Innovation adalah aplikasi-aplikasi yang mengisi Smart Ecosystem 4.0 tak hanya akan dikembangkan bersama-sama oleh PresUniv, Fablab dan Jababeka, tetapi juga melibatkan kalangan eksternal. Jadi, tidak bersifat tertutup atau eksklusif, melainkan inklusif atau terbuka. 

“Ide dasar dari konsep ini adalah pentingnya kolaborasi yang menjadi salah satu ciri khas dalam Industry 4.0 dan sejalan dengan konsep ekonomi gotong royong. Jadi, kalangan korporasi, organisasi dan individu pun bisa ikut berpartisipasi," ucapnya.

"Mereka boleh mengembangkan berbagai aplikasi baru, tetapi bisa juga menyempurnakan aplikasi-aplikasi yang sudah tersedia ekosistem. Sebab hanya dengan cara seperti ini, aplikasi-aplikasi yang ada Smart Ecosystem 4.0 akan lebih mampu menjawab kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks, terus berkembang dan cepat berubah,” ucapnya.

Menurutnya ada beberapa tantangan yang dihadapi para pengembang dalam mengembangkan aplikasinya. Pertama, bagaimana mereka mampu membuat aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi lainnya yang sudah ada di dalam Jababeka Smart Township Super-App. Kedua, mereka mesti mengembangkan aplikasi yang sangat mudah diakses. 

"Sederhananya, aplikasi-aplikasi baru tersebut mesti dapat diakses oleh warga cukup melalui smartphone,” ucap Adhi.

Saat ini sekurang-kurangnya ada empat aplikasi layanan yang diintegrasikan dalam Jababeka Smart Township Super-App, yakni aplikasi layanan yang dikembangkan oleh pengelola kawasan industri Jababeka, layanan yang dikembangkan oleh komunitas atau masyarakat, layanan yang dikembangkan oleh industri (perusahaan-perusahaan yang ada di kawasan industri Jababeka) dan perusahaan rintisan, serta layanan yang dikembangkan oleh instansi-instansi pemerintahan. 

Jadi, Jababeka Smart Township Super-App ini boleh dibilang sebagai kawasan virtual di Jababeka tempat siapa saja bisa berkolaborasi.  Lewat kolaborasi ini, lanjut Adhi, diharapkan akan lahir perusahaan-perusahaan rintisan (startup) yang baru. 

Maka itu ada serangkaian kegiatan yang akan mendukung kegiatan PKM ini di antaranya, rekrutmen mahasiswa untuk menjadi pendamping masyarakat dalam mengembangkan inovasi dan aplikasi di Smart Township dan berbagai kegiatan pendukung lainnya.  

Adhi berharap melalui kegiatan PKM bertema Jababeka Smart Township Super-App akan muncul berbagai dampak. Misalnya, terciptanya Smart Citizen yang akan meningkatkan kohesivitas masyarakat, Smart Business & Innovation melalui kegiatan yang berbasis riset, data intelligent, sharing economy, inkubasi startup dan akselerasi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement