Jumat 24 Dec 2021 18:16 WIB

Narayan Tyagi, Mengaku Mantan Muslim yang Sudutkan Islam di India

Narayan Tyagi, jadi pemimpin garis keras Hindu India yang dilaporkan ke polisi.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Teguh Firmansyah
Muslim Kashmir melakukan salat Jumat berjamaah di Masjid Jamia, masjid agung Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 06 Agustus 2021. Pemerintah mengizinkan pembukaan kembali Masjid Jamia setelah penutupan mereka setelah gelombang kedua virus corona tetapi mendesak orang-orang untuk memakai masker dan menjaga norma jarak sosial.
Foto: EPA-EFE/FAROOQ KHAN
Muslim Kashmir melakukan salat Jumat berjamaah di Masjid Jamia, masjid agung Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, 06 Agustus 2021. Pemerintah mengizinkan pembukaan kembali Masjid Jamia setelah penutupan mereka setelah gelombang kedua virus corona tetapi mendesak orang-orang untuk memakai masker dan menjaga norma jarak sosial.

REPUBLIKA.CO.ID UTTARAKHAND -- Polisi di negara bagian Uttarakhand di India utara mendaftarkan sebuah kasus usai pertemuan sejumlah pemimpin Hindu garis keras yang menyerukan kekerasan terhadap Muslim. Video dari pertemuan yang menunjukkan pidato provokatif menjadi viral awal pekan ini sehingga memicu kemarahan.

Acara tersebut berlangsung di Kota Haridwar antara 17-19 Desember. Namun polisi mengatakan tidak membuka kasus sampai Kamis (23/12) lalu, karena tidak ada pengaduan resmi sebelum itu.

Baca Juga

Seperti dikutip dari BBC, Jumat (24/12), belum ada penangkapan hingga saat ini, dan polisi hanya menyebutkan satu orang bernama Waseem Rizvi yang mengaku Muslim dan telah masuk agama Hindu dan sekarang dikenal sebagai Jitendra Narayan Tyagi. Dia adalah eks kepala dewan yang mengelola properti milik Muslim Syiah. Awal bulan ini dia mengatakan  telah meninggalkan Islam dan masuk agama Hindu.

Polisi mengatakan, sebuah kasus telah didaftarkan terhadap Tyagi dan orang lain yang tidak disebutkan namanya dengan tuduhan mempromosikan kebencian antarkelompok agama. 

Namun, pengguna media sosial telah mengidentifikasi banyak pembicara dalam video itu. Sosok tersebut merupakan pemimpin agama  yang sering terlihat bersama para menteri dan anggota dari Partai Bharatiya Janata (BJP) Perdana Menteri Narendra Modi.

Laporan NDTV menyatakan, salah satu penyelenggara acara Haridwar, Prabodhanand Giri, sering berfoto bersama pimpinan partai BJP. Dalam satu foto, Ketua Menteri Uttarakhand Pushkar Dhami, seorang politisi BJP, terlihat menyentuh kakinya.

Pada acara tersebut, Giri terlihat meminta tentara India, politisi, dan umat Hindu untuk melakukan tindakan yang dilakukan di Myanmar. Permintaan ini mengacu pada kekerasan mematikan terhadap Muslim Rohingya yang menyebabkan eksodus dari negara tersebut. Giri mengatakan tidak takut pada polisi dan tetap pada pernyataannya.

Pembicara lain, Yati Narsinghanand Saraswati, telah membuat beberapa pernyataan anti-Muslim di masa lalu. Dalam acara Haridwar, dia meminta umat Hindu mengambil senjata untuk melindungi agama dari Muslim.

Mantan juru bicara BJP, Ashwini Upadhyay, juga terlihat di acara tersebut. Dia mengatakan dalam sebuah video yang diunggah di Twitter bahwa hanya hadir setengah jam di hari terakhir. Upadhyay telah ditangkap pada Agustus sehubungan dengan unjuk rasa di ibu kota nasional, Delhi, dengan slogan-slogan anti-Muslim dimunculkan.

Pejabat senior polisi Ashok Kumar mengatakan kepada BBC Hindi bahwa pernyataan provokatif seperti itu salah.  "Jadi kami juga meminta agar video tersebut diblokir di media sosial," ujarnya.

Aktivis mengatakan frekuensi kejahatan kebencian terhadap Muslim dan minoritas lainnya telah meningkat sejak 2014, ketika BJP pertama kali berkuasa. Video ujaran kebencian atau kekerasan terhadap Muslim secara teratur menjadi viral di India. Kritikus menuduh bahwa ini karena dukungan baik terbuka maupun diam-diam yang diterima para pelaku dari para pemimpin partai yang berkuasa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement