Jumat 24 Dec 2021 07:10 WIB

Tentang Sergio Ramos; Klub Berbeda, Perangai Kasar Tetap Sama

Status Raja Kartu Merah di Spanyol, terbawa ke Prancis.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Bek gaek milik Paris Saint-Germain, Sergio Ramos.
Foto: EPA-EFE/PETER POWELL
Bek gaek milik Paris Saint-Germain, Sergio Ramos.

REPUBLIKA.CO.ID, LORIENT -- Mauricio Pochettino merespons ketertinggalan yang dialami tim besutannya, Paris Saint Germain (PSG), dari Lorient pada babak pertama dengan memasukan Sergio Ramos pada jeda antar babak. Ini menjadi laga kedua eks bek tengah Real Madrid itu di pentas Ligue 1 sejak hijrah ke Les Parissiens dengan status free transfer pada awal musim ini. 

Pochettino berharap masuknya Ramos bisa memberikan stabilitas di lini belakang, sehingga barisan gelandang dan penyerang Les Parisiens bisa dengan nyaman membongkar partahanan Lorient dan mencetak gol. Namun, Ramos malah membuat segalanya menjadi tidak mudah buat Pochettino dan PSG. 

Baca Juga

Hanya 41 menit bek tengah berusia 36 tahun itu merumput di kandang Lorient tersebut. Berselang lima menit setelah menerima kartu kuning pertama pada menit ke-81, Ramos mendapatkan kartu kuning kedua usai melanggar Terem Moffi. Mantan kapten Real Madrid itu terlihat dengan sengaja menghalangi laju Moffi yang siap berlari mengejar bola. Kartu kuning kedua, yang artinya menjadi kartu merah, mengantarkan Ramos mengakhiri laga lebih cepat. 

Kendati pada ujung laga, PSG bisa membawa pulang satu poin usai gol telat Mauro Icardi pada menit ke-91, aksi Ramos di partai ke-19 Ligue 1 itu tetap menjadi sorotan. Akhirnya, ada hal yang bisa diubah dari seorang pemain, tapi ada pula sesuatu yang benar-benar tidak bisa diubah, salah satunya adalah kedekatan Ramos dengan kartu merah ataupun kartu kuning. 

Bahkan, saat Ramos sudah berganti klub dan berada di lingkungan baru, perangai dan kelakuannya tetap sama. Kartu merah di laga ini kian memperparah catatan disiplin Ramos. Ini menjadi kartu merah ke-27 yang diterima Ramos di sepanjang karier profesionalnya sebagai pesepak bola, yang telah terentang selama 18 tahun. 

Di lima liga top Eropa sejak memasuki abad ke-21, tidak ada satu pun pemain yang meraih kartu merah lebih banyak dibanding Ramos, yaitu mencapai 20 kartu merah. Sebagai perbandingan, pemain yang paling dekat dengan Ramos di dalam daftar itu adalah Sulley Muntari, yang mengoleksi total 13 kartu merah saat memperkuat Portsmouth, Inter Milan, dan AC Milan. 

Secara keseluruhan, Ramos menerima kartu merah sebanyak 20 kali saat merumput di La Liga, lima kali kala berlaga di Liga Champions, satu kali di Piala Super Spanyol, dan kini satu kartu merah di Ligue 1. 

Torehan 20 kartu merah di pentas La Liga menempatkan Ramos sebagai pemain yang paling sering diusir wasit di sepanjang sejarah La Liga. Tidak hanya berhenti sampai disitu, dengan koleksi 173 kartu kuning, eks bek tengah Sevilla itu juga menjadi pemain dengan koleksi kartu kuning terbanyak di sejarah Liga Spanyol. 

Apabila hal itu tidak cukup, Ramos juga tercatat sebagai pemain paling banyak yang menerima kartu merah di sepanjang sejarah laga El Clasico, pentas Liga Champions, timnas Spanyol, dan Real Madrid. Kartu merah di laga kontra Lorient ini juga menjadi catatan buruk terkait kiprah Ramos di Les Parissiens. 

Absen hingga pertengahan November sejak pertama kali menginjakan kaki di PSG lantaran mengalami cedera betis, Ramos tercatat baru tampil di tiga laga di semua ajang pada musim ini, dua kali berlaga sebagai pemain pengganti dan satu kali merumput selama 90 menit penuh. 

Total, Ramos baru mencatatkan 175 menit pertandingan bersama Les Parissien, 130 menit di pentas Ligue 1 dan 45 menit di arena Coupe de France. Namun, Ramos sudah mengoleksi satu kartu merah dan bakal melakoni sanksi larangan bertanding di laga berikutnya. Kondisi ini tentu merugikan buat PSG. 

Meski didatangkan tanpa mengeluarkan biasa transfer sepeser pun, kontribusi minimal itu rasanya tidak sepadan dengan gaji tinggi Ramos, yang dikabarkan mencapai enam juta euro per musim. Tugas dan posisi bermainnya sebagai palang pintu pertahanan memang kerap mengharuskan Ramos untuk bermain lugas dan keras. 

Namun, ada perbedaan tipis antara bermain keras dengan bermain kasar. Di titik inilah, Ramos kerap melampui batas tipis itu. Ramos sepertinya harus banyak belajar dari para bek-bek Italia dalam hal kecerdikan melakukan pelanggaran agar tidak diganjar sanksi dari wasit. Uniknya, alih-alih mengubah gaya permainannya, Ramos cenderung berharap, ada toleransi dari sang pengadil di atas lapangan. Menurutnya, berbeda di Liga Primer Inggris, wasit-wasit di darata Eropa cenderung terlalu ketat dalam menerapkan aturan pelanggaran. 

''Di beberapa area kepemimpinan wasit, saya lebih menyukai wasit di Inggris. Mereka sering membiarkan para pemain untuk melanjutkan permainan. Di daratan Eropa, para wasit seharusnya bisa lebih toleran (dalam menilai sebuah pelanggaran),'' tutur Ramos seperti dikutip Reuters, beberapa waktu lalu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement