Kamis 23 Dec 2021 16:22 WIB

Atasi Kebosanan Belajar Daring, Pelajar Surabaya Diajak Berkreasi 

Pelatihan yang digelar tidak hanya terkait mata pelajaran di sekolah.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Fernan Rahadi
Mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Ciputra Surabaya bekerja sama dengan Sanggar Merah Merdeka menggelar pelatihan untuk mengasah kreativitas pelajar SD dan SMP.
Foto: Republika/dadang kurnia
Mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Ciputra Surabaya bekerja sama dengan Sanggar Merah Merdeka menggelar pelatihan untuk mengasah kreativitas pelajar SD dan SMP.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Mahasiswa Fakultas Komunikasi Universitas Ciputra Surabaya bekerja sama dengan Sanggar Merah Merdeka menggelar pelatihan untuk mengasah kreativitas pelajar SD dan SMP. Theo Paulus Agung, mahasiswa semester 3 Universitas Ciputra Surabaya menyatakan, kegiatan yang digelar dimaksudkan untuk mengobati kebosanan para pelajar, yang sepanjang pandemi Covid-19 lebih banyak belajar daring di rumah.

Theo menjelaskan, pelatihan yang digelar tidak hanya terkait mata pelajaran yang selama ini diajarkan di sekolah. Tetapi lebih banyak berbentuk kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk mengasah kreativitas para pelajar. Seperti mengajak mereka berkreasi membuat toping makanan, mengasah kepercayaan diri, hingga pembelajaran video animasi.

Yang dilibatkan adalah siswa-siswi kaum pinggiran, dari keluarga tidak mampu untuk diajak berkreativitas. Seperti membuat toping makanan, mendorong mereka menyampaikan cita-cita mereka, dan banyak lagi," ujar Theo ditemui di Sanggar Merah Merdeka, Wonokromo, Surabaya, Kamis (23/12).

Thea menambahkan, kegiatan yang digelar diharapkan mampu mengembangkan wawasan, keterampilan, dan kreativitas anak-anak binaam Sanggar Merah Merdeka. Theo mengungkapkan, ada sekitar 25 anak yang mengikuti kegiatan yang digelar dua hari tersebut. Kesemuanya berasal dari keluarga kurang mampu.

"Kami juga ingin menghilangkan rasa minder dari mereka. Makanya kita latih untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka. Supaya mereka tetap merasa setara dengan anak-anak lainnya, meskipun berasal dari keluarga kurang mampu," ujar Theo.

Theo berharap, kegiatan yang digelar bisa mendorong kelompok masyarakat lainnya agar lebih memiliki kepedulian terhadap anak-anak dari keluarga kurang mampu. Kepedulian yang dimaksud bisa disalurkan melalui pelatihan-pelatihan ataupun bantuan lainnya untuk mendorong semangat belajar para siswa-siswi tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement