Rabu 22 Dec 2021 23:28 WIB

Menkes Jerman: Suntikan Keempat Covid-19 Diperlukan

Vaksinasi keempat akan diperlukan karena keberadaan varian Omicron yang lebih menular

Seorang wanita berjalan melewati pusat pengujian virus corona yang terbengkalai di Frankfurt, Jerman, Kamis, 18 November 2021. Infeksi COVID-19 di Jerman mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis.
Foto: AP/Michael Probst
Seorang wanita berjalan melewati pusat pengujian virus corona yang terbengkalai di Frankfurt, Jerman, Kamis, 18 November 2021. Infeksi COVID-19 di Jerman mencapai rekor tertinggi baru pada Kamis.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach mengatakan pada Rabu bahwa vaksinasi keempat akan diperlukan karena keberadaan varian Omicron yang lebih menular.Dia mengatakan Jerman telah memesan 80 juta dosis vaksin yang dibuat oleh Biontech, yang secara khusus menyasar Omicron.

Pesanan tersebut akan tiba pada April atau Mei.Jerman juga telah memesan empat juta dosis vaksin Novavax yang baru disetujui -yang dipandang lebih dapat diterima oleh orang-orang yang meragukan vaksin- dan 11 juta dosis vaksin baru Valneva, yang sedang menunggu izin pemasaran, kata Lauterbach.

Baca Juga

Vaksin Novavax akan tiba di negara itu pada Januari, Lauterbach mengatakan pada konferensi pers."Program vaksinasi penguat yang ofensif adalah elemen terpenting kita dalam perang melawan Omicron," kata menteri kesehatan itu.

Lauterbach memberikan dukungannya di balik mandat vaksin bagi kalangan luas, dengan mengatakan bahwa tanpa perintah wajib vaksin, gelombang infeksi yang akan datang tidak mungkin bisa dikelola dalam jangka panjang.

Menurut Lothar Wieler, kepala Institut Robert Koch Jerman (RKI) untuk penyakit menular, Omicron akan jadi penyebab sebagian besar infeksi virus corona di Jerman dalam waktu tiga minggu.

"Natal jangan sampai menjadi pemicu yang memulai petaka Omicron," kata kepala RKI Lothar Wieler pada konferensi pers yang sama, seraya menambahkan bahwa orang-orang harus membatasi kontak seminimal mungkin.

Sumber: Reuters

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement