Rabu 22 Dec 2021 15:01 WIB

Cegah Lonjakan Covid-19, Masyarakat Diingatkan Perketat Prokes

Yang perlu diwaspadai adalah transmisi lokal agar tak terjadi peningkatan kasus.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Andi Nur Aminah
Warga bersepeda dan berolahraga dengan menerapkan prokes (ilustrasi)
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Warga bersepeda dan berolahraga dengan menerapkan prokes (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Timur dr Sutrisno meminta masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (Prokes) dalam upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 menjelang natal dan tahun baru (Nataru). Apalagi setelah masuknya Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

"Karena virus ini penyebarannya sangat cepat. Maka dari itu yang waspada bukan hanya pemerintah, tapi juga didukung oleh kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan," ujar Sutrisno dikonfirmasi Rabu (22/12).

Baca Juga

Sutrisno mengingatkan, yang sangat perlu diwaspadai adalah transmisi lokal agar tidak terjadi peningkatan kasus dalam waktu yang singkat. Ia pun meminta semua pihal belajar dari pengalaman tahun lalu, dimana libur panjang, termasuk libur akhir tahun mengakibatkan terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Jatim. "Maka antisipasi kasus harus dimulai dari sekarang," kata Sutrisno.

Sutrisno meyakini jika warga patuh Prokes, menghindari ruangan tertutup dalam waktu lama, tidak keluar bila tidak penting, mobilitas ditekan, maka lonjakan kasus bisa diantisipasi. Selain itu yang menurutnya tak kalah pending adalah perlu digencarkannya vaksinasi Covid-19.

"Maka dari itu, masyarakat tidak perlu panik dengan vaksin. Data menunjukkan selama vaksinasi, jumlah masyarakat yang meninggal karena Covid-19 sangat sedikit. Jangan ragu, vaksin jenis apapun sudah terbukti mampu mencegah penyebaran Covid-19," kata dia.

Juru Bicara Satgas Covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril Al-Farabi mengatakan, bed occupancy ratio (BOR) rumah sakit Covid-19 di Jatim terus menurun. Tercatat, rata-rata BOR RS Covid-19 baik ICU maupun isolasi hanya dua hingga tiga persen. "Kondisi saat ini, okupansi rumah sakit sudah sangat rendah. Angkanya tidak sampai lima persen baik itu BOR ICU atau BOR isolasi," ujarnya.

Secara rinci untuk BOR ICU Covid-19 di seluruh rumah sakit di Jatim terisi 3 persen. Untuk BOR isolasi di rumah sakit terisi 2 persen. Sedangkan BOR di rumah sakit lapangan atau RS darurat yang ada di Jatim terisi tidak sampai satu persen. "Untuk BOR ICU maupun isolasi di rumah sakit statis ini mencatatkan angka terendah ya sejak 14 Mei lalu," kata dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement