Rabu 22 Dec 2021 01:32 WIB

Mahasiswa UMM Ciptakan Alat Terapi Down Syndrome

Alat terapi Down Syndrome antarkan tim UMM raih emas di I2ASPO

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali emas pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO) kategori Research On Children With Special Needs.
Foto: Humas UMM
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali emas pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO) kategori Research On Children With Special Needs.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Tim mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) meraih medali emas pada ajang Indonesia International Applied Science Project Olympiade (I2ASPO) kategori Research On Children With Special Needs. Kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesia Young Scientist Association (IYSA) ini berlangsung di Mall BG Junction, Surabaya pada 11-14 Desember lalu.

Ketua tim, Satria Filalli mengatakan, karya yang mereka angkat berjudul “Match & Growth: Study Process for Children with Down Syndrome”. Gagasan M&G ini berupa alat terapi dan aplikasi, yang bertujuan untuk membantu terapi anak berkebutuhan khusus. "Lebih spesifik yakni pada anak down syndrome," ucap Satria dalam pesan resmi yang diterima Republika, Selasa (21/12).

Menurutnya, selama ini alat terapi bagi anak berkebutuhan khusus terutama di Sekolah Luar Biasa (SLB) masih minim. Hal inilah yang mengawali ide tim untuk membantu terapi anak down syndrome melalui alat terapi dan aplikasi M&G.

Alat terapi M&G ini dilengakapi dengan komponen UNO R3 dan RFID Reader. Keduanya memiliki cara kerja untuk menampilkan gambar hewan lengkap dengan suaranya. Adapun alat ini memerlukan kartu akses yang ketika ditempelkan akan langsung bekerja.

Sistem serupa juga disematkan dalam aplikasinya namun lebih mudah karena hanya menggunakan gawai. Satria tak menampik ada sedikit perbedaan khususnya dari segi tampilan 3D. Penggunaan di aplikasi cenderung menampilkan gambar dan grafis yang lebih bagus.

Selain itu, alat dan aplikasi ini juga membantu untuk menstimulasikan ingatan jangka pendek melalui siaran gambar dan suara hewan. Hal ini penting diterapkan mengingat anak down syndrome memiliki ingatan jangka pendek yang kurang serta mudah lupa. Dengan menggunakan alat dan aplikasi ini, mereka akan distimulasi secara berulang sehingga membentuk ingatan jangka panjang yang baik.

Satria tidak sendirian, ia ditemani oleh Dicky Marcellino Akbar (Teknik Elektro), Moh Miftachul Fadhli (Akuntansi), Retno Muji Rahayu (Ilmu Teknologi Pangan) dan Daininggis Restu Ilahi (Teknik Sipil). Kelima mahasiswa itu tergabung dalam satu tim yang sama-sama berasal dari UKM Forum Diskusi Ilmiah (FDI) UMM. Menurut pengakuannya, selama lomba mereka sempat mengalami kendala yaitu kesulitan mencari anak down sydrome sebagai subjek yang akan diteliti.

Satria dan tim berharap alat ini bisa dikembangkan lebih baik lagi terutama dalam aspek proses terapi. Dengan demikian, nantinya dapat membantu proses terapi anak berkebutuhan khusus. "Baik itu di SLB maupun tempat lainnya," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement