Selasa 21 Dec 2021 16:09 WIB

Tiga Institusi Resmikan Rumah Ekspor Solo

Pelaku UMKM diharapkan terbantu dalam mendapatkan fasilitas yang sesuai kebutuhannya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Yusuf Assidiq
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Rumah Ekspor Solo (RES) pada Selasa (21/12).
Foto: dok Bea Cukai Surakarta
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Rumah Ekspor Solo (RES) pada Selasa (21/12).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP) mengadakan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) tentang Rumah Ekspor Solo (RES) pada Selasa (21/12).

Penandatanganan PKS dilakukan oleh Kepala Kanwil DJBC Jateng dan DIY, Muhamad Purwantoro, Kepala Kanwil II LPEI Ninik Martini, dan Kepala Kanwil DJP Jateng II Slamet Sutantyo. Sedangkan acara peresmian RES secara simbolis dilakukan oleh Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.

Rumah Ekspor Solo berawal dari adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional, penurunan penerimaan negara, peningkatan belanja negara serta pembiayaan, dikarenakan pandemi Covid-19. Kemudian, DJBC, LPEI dan DJP yang berada di Surakarta berinisiatif melakukan sinergi dan kolaborasi dalam memberikan dukungan penuh kepada UMKM di wilayah Solo dan sekitarnya dalam mengembangkan usaha, khususnya pemasaran hingga ke pasar luar negeri.

Hal itu kemudian dituangkan ke dalam PKS sebagai pedoman dalam operasional dan program RES. Acara yang digelar secara daring dan luring tersebut juga dihadiri para kepala daerah di wilayah Solo Raya, kepala Dinas terkait, perwakilan dari UMKM, serta instansi terkait lainnya yang mendukung pelaksanaan program dari RES.

Dalam acara tersebut, Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani juga turut memberikan sambutan. Di dalamnya juga diadakan kegiatan takshow bertema "Ibu, Inspirasi Bisnis Unggulan untuk Karya Eksportir Solo Raya". Talkshow menghadirkan para perwakilan UMKM yang memberikan testimoni terkait kolaborasi awal dari ketiga instansi dan cara mereka mendapatkan bantuan dalam kegiatan ekspor selama ini.

Dalam sambutannya, Plt Direktur Eksekutif LPEI, Suminto mengatakan, pada program RES, LPEI akan menyediakan informasi terkini tentang pasar ekspor, kebutuhan dunia dan pasar yang terbuka untuk komoditas unggulan yang berpotensi ekspor dari seluruh Indonesia.

"Sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI peningkatan ekspor nasional, LPEI akan menjalankan mandatnya dalam peningkatan ekspor nasional baik dari aspek finansial maupun nonfinansial, seperti penciptaan eksportir baru khususnya di wilayah Solo dan sekitarnya," kata Suminto.

Ia juga berharap, momentum peresmian RES yang berdekatan dengan Hari Ibu akan semakin meningkatkan peran perempuan atau ibu dalam sektor UKM, khususnya yang berorientasi ekspor.

Agus Sudarmadi sebagai perwakilan DJBC menyambut antusias kolaborasi yang dilakukan oleh ketiga instansi tersebut. Dengan adanya Rumah Ekspor Solo ini, diproyeksikan bakal bisa bergabung dalam platform NLE (National Logistics Ecosystem) yang mengagregasi empat pilar.

Keempat pilar tersebut yakni simplifikasi proses bisnis pemerintah, pembangunan platform nasional yang menggabungkan berbagai pihak, kolaborasi di sektor financing, dan tata kelola pelabuhan.

"Kami berharap NLE ini dapat menghilangkan atau meminimalisasi penyakit dalam logistik yakni asymmetric information dimana hanya beberapa pihak yang mendapatkan informasi khususnya bagi UMKM mengenai proses bisnis ekspor impor," kata Agus.

Sementara itu, Kepala Kanwil DJP Jawa Tengah II, Slamet Sutantyo, mendukung penuh Rumah Ekspor Solo. Dia menyatakan DJP akan memberikan layanan dan informasi seputar perpajakan di Rumah Ekspor Solo.

"DJP juga akan mengolaborasikan berbagai program unggulan untuk pemberdayaan UMKM yaitu Business Development Services (BDS) dan berbagai pelatihan seputar perpajakan yang mendukung berkembangnya UMKM, khususnya yang berorientasi ekspor," jelas Slamet.

Selain itu, DJP juga memberikan berbagai insentif pajak yang dapat dimanfaatkan oleh para UMKM, terutama di masa pandemi Covid-19. "Kami berharap, apa yang kami siapkan di Rumah Ekspor Solo ini dapat memberikan dukungan nyata kepada UMKM sehingga dapat menjadi semakin kuat dan berdaya saing global," ujarnya.

Melalui Rumah Ekspor Solo tersebut diharapkan para pelaku UMKM dapat terbantu dalam mendapatkan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhannya. Selain itu, memperoleh kesempatan mendapat pinjaman khususnya terkait kegiatan ekspor, dan difasilitasi dalam pengembangan bisnis yang dijalaninya.

Perkembangan kegiatan ekspor dan impor dunia yang pesat diharapkan semakin membuka peluang perdagangan yang lebar dan membuka jalan terhadap ekspor berbagai komoditas dari Indonesia ke seluruh dunia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement