Selasa 21 Dec 2021 15:54 WIB

Vaksinasi Covid-19 yang Masih Jadi Masalah di Sepak Bola Inggris

Tingkat vaksinasi pesepak bola di Inggris lebih rendah dibandingkan Jerman.

Pertandingan Liga Primer Inggris (ilustrasi). Kompetisi sepak bola di Inggris dihantui wabah Covid-19, salah satunya ditengarai akibat relatif rendahnya tingkat vaksinasi Covid-19 oleh para pemain.
Foto: EPA-EFE/FACUNDO ARRIZABALAGA
Pertandingan Liga Primer Inggris (ilustrasi). Kompetisi sepak bola di Inggris dihantui wabah Covid-19, salah satunya ditengarai akibat relatif rendahnya tingkat vaksinasi Covid-19 oleh para pemain.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelandang Inggris Jude Bellingham mengatakan telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 plus booster-nya. Ia mendorong pesepak bola lain untuk melakukan hal yang sama.

Pemain berusia 18 tahun itu bermain untuk Borussia Dortmund di Jerman, di mana 94 persen pemainnya sudah dua kali disuntik vaksin.

Baca Juga

"Saya mendapat suntukan dan booster, untuk menjaga keamanan. Saya tidak ingin mewariskan apa pun kepada keluarga saya dan harus melewatkan pertandingan sendiri," katanya dikutip dari BBC, Selasa (21/12).

"Bukan tugas saya untuk duduk di sini dan mengatakan semua orang harus divaksinasi, itu adalah pilihan pribadi. Jelas saya ingin semua orang aman, jadi saya mungkin menyarankan mereka untuk mendapatkannya."

Kesadaran pesepak bola untuk divaksinasi relatif tinggi di Jerman, di tengah merebaknya varian Omicron di negara tersebut. Inggris, negara asal Bellingham, berada di bawah Jerman soal kesadaran vaksinasi.

Pada tiga kompetisi di bawah naungan English Football League (EFL), yakni Divisi Championship, League One, dan League Two, 25 persen pemain mengatakan mereka tak berniat divaksinasi. Sementara untuk kompetisi teratas di Inggris, Liga Primer, 92 sudah disuntik vaksin sekali, tapi hanya 77 persen yang sudah dua kali dosis kedua. Angka suntikan vaksin dosis kedua ini jauh di bawah Liga Jerman.

Perdebatan seputar tingkat vaksinasi pesepak bola muncul di tengah serangkaian wabah Covid-19 di klub Liga Primer dan EFL, yang menyebabkan serangkaian penundaan jadwal pertandingan akhir pekan lalu. Klub-klub Liga Primer dan EFL telah memilih mencoba melanjutkan pertandingan akhir tahun hingga awal Tahun Baru yang padat, meskipun tetap mempertimbangkan faktor kesehatan sebagai hal utama.

Orang yang tidak divaksinasi, yang dianggap menjalin kontak dekat dengan seseorang yang telah dites positif Covid-19, harus menjalani karantina selama 10 hari di bawah persyaratan hukum yang ditetapkan oleh pemerintah Inggris.

Liga Primer mengumumkan 90 pemain dan staf klub Liga Primer dinyatakan positif Covid-19, paling banyak sejak tes rutin selama tujuh hari diterapkan oleh Liga Primer. Ada 12.345 tes yang dilakukan dalam tujuh hari terakhir di bawah 'tindakan darurat' liga dari tes antigen dan tes PCR dua kali sepekan dari semua pemain dan staf.

Liga Primer juga menerbitkan aturan ketat syarat untuk menyaksikan langsung pertandingan di stadion. Di antaranya sudah menerima dua dosis vaksin serta dinyatakan negatif dalam tes antigen maksimal dua hari sebelum pertandingan.

Pelatih timnas Inggris Gareth Southgate mengomentari soal vaksinasi Covid-19 ini. Menurut dia, satu-satunya cara melalui pandemic ini adalah melawan virus secara kolektif. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memikirkan orang lain juga. seperti diri kita di saat-saat seperti ini,” kata dia.

"Saya tidak melihat jalan keluar lain dari situasi yang kita hadapi. Saya mengerti orang-orang memiliki kekhawatiran tentang pengujian (vaksin) dan apa yang mungkin terjadi. Namun  saya pikir kita memiliki pengalaman medis yang besar, dan jika Anda mendengarkan ahli yang tepat, seharusnya memberi orang kenyamanan dalam situasi ini."

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement