Selasa 21 Dec 2021 15:35 WIB

700 Ribu Orang Padati Festival Musik di Arab Saudi

Pengunjung festival musik dengan bebas berbaur dan menari mengikuti alunan musik.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
700 Ribu Orang Padati Festival Musik di Arab Saudi. Pengunjung festival musik top di Arab Saudi memecahkan rekor. Otoritas pada Senin (20/12) mengatakan lebih dari 700 ribu orang memadati festival musik MDLBeast Soundstorm di akhir acara yang berlangsung selama empat hari itu, Ahad (19/12).
Foto: arab news
700 Ribu Orang Padati Festival Musik di Arab Saudi. Pengunjung festival musik top di Arab Saudi memecahkan rekor. Otoritas pada Senin (20/12) mengatakan lebih dari 700 ribu orang memadati festival musik MDLBeast Soundstorm di akhir acara yang berlangsung selama empat hari itu, Ahad (19/12).

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Pengunjung festival musik top di Arab Saudi memecahkan rekor. Otoritas pada Senin (20/12) mengatakan lebih dari 700 ribu orang memadati festival musik MDLBeast Soundstorm di akhir acara yang berlangsung selama empat hari itu, Ahad (19/12).

"Selama empat hari, 732 ribu orang berbondong-bondong ke acara tersebut, salah satu festival musik terbesar di dunia," kata kepala Otoritas Hiburan Umum Saudi, Turki al-Sheikh, dilansir di The New Arab, Selasa (21/12).

Baca Juga

Festival musik elektronik itu digelar di tengah upaya para pemimpin Saudi untuk mengubah citra negara yang konservatif dan sebagai langkah mendiversifikasi ekonominya. Festival musik semacam ini diselenggarakan hanya beberapa tahun setelah negara itu mencabut larangan musik dan tarian.

Sejumlah musisi dan artis internasional, termasuk superstar DJ Prancis David Guetta, tampil di acara tersebut meskipun ada seruan boikot atas catatan hak asasi manusia di Arab Saudi. Sejak diluncurkan pada 2019, festival musik ini telah menyaksikan kepadatan pengunjung, yang kebanyakan dari mereka adalah pria dan wanita muda.

 

Mereka tampak dengan bebas berbaur dan menari mengikuti alunan musik Barat. "Kami belum pernah melihat yang seperti ini di Riyadh sebelumnya, keramaian, musik, ruang VIP, pakaian tidak konvensional untuk kerajaan," kata seorang wanita Saudi yang menghadiri festival tersebut.

Festival yang berakhir pada Ahad (19/12) itu datang ketika Arab Saudi mencatat lonjakan kasus virus corona di tengah meningkatnya kekhawatiran atas penyebaran varian Omicron baru. Arab Saudi telah mencatat jumlah kematian terkait Covid-19 tertinggi di antara negara-negara Teluk Arab, dengan lebih dari 8.860 kematian.  

Kebangkitan penguasa de facto Arab Saudi Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada 2017 telah mengantarkan sejumlah reformasi. Pergeseran sosial di negara Teluk yang konservatif ini termasuk pencabutan larangan mengemudi bagi perempuan dan mengizinkan konser campuran gender dan acara lainnya.

Para kritikus dan kelompok hak asasi mengatakan Kerajaan menggunakan acara olahraga dan hiburan besar untuk menutupi catatan hak asasi manusia yang buruk, termasuk pembunuhan 2018 atas jurnalis dinilai pembangkang Jamal Khashoggi. Bulan lalu, bintang pop Kanada Justin Bieber terseret dalam sasaran karena tampil selama Grand Prix di Arab Saudi, di mana Human Rights Watch (HRW) mengatakan Kerajaan menggunakan acara olahraga untuk mengalihkan perhatian dari pelanggaran hak asasi manusia yang meluas.

HRW merilis pernyataan lain menjelang festival terbaru, dengan mengatakan para artis yang tampil dan promotor harus menggunakan mikrofon, panggung, dan waktu layar mereka untuk berbicara tentang pelanggaran hak asasi manusia di Arab Saudi atau menolak berpartisipasi dalam skema pencucian reputasi Saudi lainnya. Bagi wanita muda Saudi, yang berbicara dengan syarat anonim, acara semacam itu bermanfaat dalam menawarkan jalan keluar bagi generasi muda.

"Kami haus akan musik, hiburan, film, tawa, dan jalan-jalan. Kami seperti menemukan kembali negara kami dan itu membuat kami sangat bahagia," katanya.

Arab Saudi berusaha mendiversifikasi ekonominya dari minyak, dengan cara berinvestasi besar-besaran dalam beberapa tahun terakhir di sektor pariwisata, hiburan dan olahraga. Di tengah perubahan sosial yang luas telah dianut oleh banyak orang, di lain pihak beberapa kalangan tetap mengkhawatirkannya.

"Bagaimana mungkin adegan-adegan ini berada di negara dengan dua situs (Islam) paling suci," kata salah satu cicitan seseorang di Twitter, di samping video pria dan wanita yang menari bersama.

https://english.alaraby.co.uk/news/over-700000-flock-saudi-arabias-top-music-festival

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement