Selasa 21 Dec 2021 13:58 WIB

Jelang Tutup Tahun, 3 Perusahaan Ini Bakal IPO

Per 20 Desember 2021, sudah ada 54 Perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nidia Zuraya
Karyawan memfoto layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi). Menjelang akhir tahun 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menantikan sejumlah perusahaan untuk mencatatkan sahamnya. Sampai saat ini, terdapat tiga perusahaan yang sedang dalam proses book building melalui sistem e-IPOPrayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Karyawan memfoto layar pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta (ilustrasi). Menjelang akhir tahun 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menantikan sejumlah perusahaan untuk mencatatkan sahamnya. Sampai saat ini, terdapat tiga perusahaan yang sedang dalam proses book building melalui sistem e-IPOPrayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang akhir tahun 2021, Bursa Efek Indonesia (BEI) masih menantikan sejumlah perusahaan untuk mencatatkan sahamnya. Sampai saat ini, terdapat tiga perusahaan yang sedang dalam proses book building melalui sistem e-IPO, yaitu PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Adhi Commuter Properti Tbk (ADCP)  dan PT Semacom Integrated Tbk (SEMA). 

"Berdasarkan draft prospektus masing-masing perusahaan tersebut, perkiraan tanggal pencatatan di BEI, ada yang akan tercatat pada Desember 2021 maupun pada Januari 2022," kata Direktur Penilai Penilai Perusahaan BEI, I Gede Nyoman  Yetna, Selasa (21/12). 

Baca Juga

Per 20 Desember 2021, sudah ada 54 Perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di BEI dengan perolehan dana yang berhasil dihimpun sebesar Rp62,61 triliun. Sedangkan pada pipeline saham Bursa, hingga saat ini masih ada 25 perusahaan yang berencana untuk mencatatkan sahamnya di BEI.

Berdasarkan klasifikasi aset perusahaan, sejumlah perusahaan tersebut antara lain 3 perusahaan aset skala dibawah Rp50 miliar, 11 perusahaan aset skala antara Rp50 miliar - Rp250 miliar dan 11 perusahaan aset skala diatas Rp250 miliar.

 

Adapun berdasarkan sektornya, satu Perusahaan dari Basic Materials; 4 Perusahaan dari Industrials; 4 Perusahaan dari Consumer Non-Cyclicals; 6 Perusahaan dari Consumer Cyclicals; 2 Perusahaan dari Technology; 2 Perusahaan dari Energy; 1 Perusahaan dari Financials; 3 Perusahaan dari Properties & Real Estate serta 2 Perusahaan dari Infrastructures.

Nyoman optimistis aktivitas pencatatan di tahun 2022 akan lebih baik dari tahun ini. Hal tersebut seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan mencapai 4,7 – 5,5 persen atau meningkat dibandingkan tahun 2021 sebesar 3,2 – 4,0 persen. 

"Keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik dan global serta indikator-indikator di pasar modal Indonesia yang relatif baik, telah menimbulkan antusiasme bagi para pelaku pasar modal," kata Nyoman. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement