Senin 20 Dec 2021 14:42 WIB

Dirjen PHU: Safety Calon Jamaah Umroh Jadi Prioritas

Aspek keamanan sebelum memberangkatkan calon jamaah umroh menjadi prioritas

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Esthi Maharani
Jamaah Umroh melakukan tawaf selama musim pandemi Covid-19.
Foto: saudigazette
Jamaah Umroh melakukan tawaf selama musim pandemi Covid-19.

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Hilman Latief menyampaikan, aspek keamanan sebelum memberangkatkan calon jamaah umroh di masa pandemi dengan varian omicron ini akan terus menjadi prioritas. Sebab, dia menekankan, keamanan ini akan berujung pada keselamatan.

"Safety ini harus kita perhatikan walaupun kita bersahabat dengan Saudi dan persahabatan kita sudah baik," kata dia dalam agenda talkshow haji dan umroh yang digelar Suara Muhammadiyah dalam tayangan virtual, Senin (20/12).

Baca Juga

Hilman mengakui, sebelumnya ada sebagian orang yang menggunakan dokumen hasil tes PCR yang palsu untuk perjalanan umroh. Namun, dia menegaskan, pemalsuan itu sudah tidak bisa lagi dilakukan dan ia menjamin tidak ada lagi dokumen-dokumen palsu untuk keberangkatan umroh.

Dia juga mengingatkan, hasil tes Covid-19 yang diperlukan adalah demi keselamatan calon jamaah. "Kita jamin bahwa pasti (jamaah) Indonesia dokumen PCR-nya tidak ada yang palsu, termasuk dokumen vaksinnya," tutur dia.

Hilman melanjutkan, sistem one gate policy juga akan dibuat untuk sementara waktu. Dengan sistem ini, calon jamaah nantinya akan masuk asrama haji dan melakukan tes PCR secara bersama-sama sehingga dokumen yang dikeluarkan pun bersamaan. "Dengan begini, pasti nggak palsu. Itu saja sebetulnya," ucapnya.

Hilman menambahkan, pelaksanaan ibadah umroh di masa pandemi adalah soal penerapan protokol kesehatan dari awal perjalanan hingga sampai di Tanah Suci. Dia mengatakan, setelah tiba di Saudi, ada cara tersendiri tentang bagaimana naik bus, masuk hotel, dan perangkat apa saja yang diperlukan.

"Meski begitu, kalau sudah di masjid, itu sudah tidak ada jaga jarak, sudah dicabut (tandanya). Tawafnya sudah rapat. Sholat berjamaah sudah tidak rapat, dan sa'i juga sudah rapat. Karena mereka (Saudi) percaya pada vaksin. Dan memang, cara-cara masuknya ini yang akan berat," jelasnya.

Untuk itu, Hilman mengatakan, saat ini Ditjen PHU sedang mematangkan teknis berupa platform yang rencananya akan digunakan sebagai kalung oleh setiap jamaah. Dalam kalung ini nantinya terdapat kode QR yang bila dipindai maka akan tersambung ke sistem yang dibuat Ditjen PHU.

"Ini teknis yang masih kita perkuat. Insya Allah kita uji coba dalam waktu dekat. Sehingga ketika ktia mengirim jamaah dalam jumlah banyak itu sudah ready. Jadi sebetulnya (persoalannya) ini bukan pada umrohnya, tetapi pada tata kelola perjalanannya," ujar dia.

Hilman juga berharap calon jamaah umroh yang nantinya akan berangkat tetap berdisiplin saat beribadah. Dia mengatakan, kedisplinan mereka menjadi modal untuk menunjukkan kepada Saudi bahwa Indonesia sudah siap mengirim jamaah ke Tanah Suci. "Di masa pandemi, dan ujung dari semua ini, kita diuji kesabarannya, kepatuhan, dan  kejujuran," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement