Ahad 19 Dec 2021 23:24 WIB

PM Malaysia Kerahkan Militer Bantu Korban Banjir

Lebih dari 14 ribu mengungsi dari banjir yang melanda Malaysia

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nashih Nashrullah
Lebih dari 14 ribu mengungsi dari banjir yang melanda Malaysia. Banjir di Kuala Lumpur, Malaysia
Foto: malaysiakini
Lebih dari 14 ribu mengungsi dari banjir yang melanda Malaysia. Banjir di Kuala Lumpur, Malaysia

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR – Perdana Menteri (PM) Malaysia Ismail Sabri Yaakob memobilisasi Angkatan Bersenjata dan polisi untuk mengevakuasi korban dampak banjir di enam negara bagian hingga Ahad (19/12) waktu setempat.

Lebih dari 14 ribu orang tercatat telah mengungsi karena banjir yang diakibatkan curah hujan yang sangat tinggi tiga hari belakangan. 

Baca Juga

 

Negara bagian Pahang mencatat jumlah pengungsi terbanyak, yakni sebanyak 5.189 hingga Ahad (19/12) pagi waktu setempat. 

 

PM Malaysia mengatakan, persiapan penanganan banjir telah dilakukan di negara bagian Kelantan, Pahang dan Terengganu. 

 

"Insya Allah, kami akan melakukan yang terbaik untuk membantu mereka yang terdampar dan menyelesaikannya malam ini," ujar Ismail Yaakob seperti dikutip laman The Strait Times, Ahad. 

 

Asisten Direktur Jenderal Departemen Kebakaran dan Penyelamatan untuk operasi Malaysia, Hisham Mohammad, mengatakan Selangor, Melaka, Kelantan, Terengganu dan Pahang termasuk di antara negara bagian yang terkena dampak. Dua kematian dilaporkan, satu di Pahang dan satu lagi di Terenggano.  

 

Sebanyak 5.731 pusat bantuan tengah dipersiapkan secara nasional untuk menampung hingga 1,63 juta pengungsi banjir. Siklus musim hujan di Malaysia memang biasa terjadi yang dimulai pada Oktober dan diperkirakan akan berakhir pada Maret, namun hujan kali ini memiliki intensitas yang tinggi sehingga menimbulkan banjir parah.

 

Sementara itu, terowongan Stormwater Management And Road Tunnel (SMART) di Kuala Lumpur ditutup pada Sabtu malam untuk mencegah aliran air banjir. Polisi juga bersiaga menyusul pembuangan air darurat dari bendungan Klang Gates di Hulu Klang, yang ketinggian airnya telah menembus tanda bahaya.

 

Raja Malaysia Sultan Abdullah Ahmad Shah mengunjungi Kuala Lumpur untuk memeriksa situasi banjir tadi malam, dan terlihat mengarungi banjir setinggi lutut di World Trade Center. Pada pukul 1.40 dini hari Ahad, Departemen Meteorologi Malaysia mengeluarkan peringatan bahaya merah.

 

Ini adalah tingkat tertinggi dalam skala tiga tingkat untuk hujan lebat yang terus menerus ekstrem untuk Kuala Lumpur, Selangor, Perak dan Pahang hingga Ahad. Badan tersebut juga mengeluarkan peringatan oranye, tingkat tertinggi kedua, untuk hujan lebat terus menerus di beberapa negara bagian, termasuk Kelantan dan Penang, hingga Ahad.

 

Anggota parlemen Klang Charles Santiago, yang daerah pemilihannya dilanda banjir parah mengajukan permintaan bantuan mendesak. Dia mengatakan timnya membutuhkan kendaraan dan perahu berpenggerak empat roda (4WD) untuk menjangkau para korban yang terperangkap oleh air banjir, dan barang-barang seperti seperti makanan kering, air dan selimut.

 

"Staf dan relawan kami juga menjadi korban banjir. Dengan demikian, kami juga menghadapi kekurangan tenaga kerja untuk mendistribusikan makanan dan air. Oleh karena itu kami perlu merekrut lebih banyak sukarelawan untuk distribusi makanan dan pekerjaan penyelamatan," katanya di Facebook.

 

Media sosial dibanjiri foto dan video jalanan yang banjir di Selangor, termasuk di Shah Alam dan Port Klang. Banyak orang terekam terdampar di kendaraan, rumah, dan bangunan lainnya.

 

Sementara itu, Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin mengatakan pada Sabtu (18/12) malam bahwa semua korban banjir akan diperiksa sebelum diizinkan memasuki tempat penampungan. Mereka yang bergejala, berisiko atau dites positif Covid-19 akan dikirim ke pusat karantina.

 

Pusat Hidrografi Nasional mengunggah peringatan angin kencang dan hujan lebat di pantai barat Malaysia dan Selat Malaka karena depresi tropis, atau dikenal sebagai siklon tropis. Menteri Besar Selangor Amirudin Shari mengatakan bahwa banjir di negara bagian itu disebabkan oleh curah hujan tertinggi yang pernah tercatat.

 

 

 

sumber: straitstimes, straitstimes  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement