Ahad 19 Dec 2021 18:33 WIB

Rusia Usulkan Perjanjian Keamanan dengan NATO

Rusia menyarankan pembentukan “hotline” untuk kontak darurat dengan NATO.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agung Sasongko
Pasukan terjun payung Angkatan Darat Rusia berbaris selama latihan untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, pada 7 Mei 2021. Pejabat Ukraina dan Barat khawatir bahwa penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina dapat menandakan rencana Moskow untuk menyerang bekas Sovietnya tetangga.
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko,
Pasukan terjun payung Angkatan Darat Rusia berbaris selama latihan untuk parade militer Hari Kemenangan di Moskow, Rusia, pada 7 Mei 2021. Pejabat Ukraina dan Barat khawatir bahwa penumpukan militer Rusia di dekat Ukraina dapat menandakan rencana Moskow untuk menyerang bekas Sovietnya tetangga.

IHRAM.CO.ID,  MOSKOW – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia telah menerbitkan rancangan perjanjian komprehensif tentang jaminan keamanan antara Rusia dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Jumat (17/12). Inti rancangannya adalah mengusulkan komitmen bersama untuk menyelesaikan semua perselisihan yang melibatkan Moskow dan Barat secara damai. 

“Para Pihak harus menyelesaikan semua perselisihan internasional dalam hubungan timbal balik mereka dengan cara damai dan menahan diri dari penggunaan atau ancaman kekerasan dengan cara apa pun yang tidak sesuai dengan tujuan PBB,” kata Rusia dalam perjanjian yang diusulkannya, dikutip laman Sputnik.

Baca Juga

 

Selain itu, Rusia menyarankan pembentukan “hotline” untuk kontak darurat antara para pihak. “Para pihak tidak boleh menciptakan kondisi atau situasi yang menimbulkan ancaman atau dapat dianggap sebagai ancaman bagi keamanan nasional pihak lain,” kata Moskow.

Rancangan perjanjian tersebut juga menguraikan mekanisme penanganan sengketa di daerah tertentu. “Para pihak harus memelihara dialog dan interaksi guna meningkatkan mekanisme untuk mencegah insiden di serta di atas laut lepas (terutama di wilayah Baltik dan Laut Hitam)," kata Rusia.

Rusia juga mengusulkan agar ia dan NATO mengendalikan diri dalam perencanaan militer serta melakukan latihan guna mengurangi risiko situasi berbahaya. Hal itu pada akhirnya akan membuat kedua belah pihak memenuhi kewajibannya di bawah hukum internasional.  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement