Jumat 17 Dec 2021 13:45 WIB

Satu dari Tiga Penduduk Arab Alami Kekurangan Gizi

FAO mengungkap sepertiga dari 420 juta populasi negara Arab alami kurang gizi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah Anak-anak Yaman menunggu giliran mengisi jerigen dengan selang dari sumur pompa bertenaga diesel di kota Abs, provinsi Hajjah, Yaman, Selasa (8/9). FAO mengungkap sepertiga dari 420 juta populasi negara Arab alami kurang gizi. Ilustrasi.
Foto: EPA-EFE / YAHYA ARHAB  
Sejumlah Anak-anak Yaman menunggu giliran mengisi jerigen dengan selang dari sumur pompa bertenaga diesel di kota Abs, provinsi Hajjah, Yaman, Selasa (8/9). FAO mengungkap sepertiga dari 420 juta populasi negara Arab alami kurang gizi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) mengatakan dari 420 juta populasi negara Arab, sepertiga di antaranya tak memiliki cukup makanan. FAO menyebut 69 juta orang mengalami kekurangan gizi tahun lalu.

Dalam laporannya yang diterbitkan pada Kamis (16/12), FAO mengungkap antara 2019 dan 2020 jumlah penduduk yang mengalami kekurangan gizi di dunia Arab naik 4,8 juta orang menjadi 69 juta. Angka itu setara 16 persen populasi Arab.

Baca Juga

“Naiknya tingkat kekurangan gizi telah terjadi di semua tingkat pendapatan, di negara-negara yang terkena dampak konflik maupun non-konflik. Selain itu, hampir 141 juta orang tidak memiliki akses ke pangan yang cukup pada tahun 2020, meningkat lebih dari 10 juta orang sejak 2019,” kata FAO dikutip dari laman Al Arabiya.

Menurut FAO, pandemi membawa "kejutan besar" lainnya. Sebab pandemi menyebabkan jumlah orang yang mengalami kekurangan gizi di dunia Arab meningkat 4,8 juta orang dibanding 2019.

Somalia dan Yaman yang dilanda konflik menjadi dua negara yang terkena dampak terburuk tahun lalu. Hampir 60 persen warga Somalia kelaparan dan lebih dari 45 persen warga Yaman kekurangan gizi. “Yaman memiliki prevalensi anemia tertinggi pada tahun 2020, memengaruhi 61,5 persen wanita usia reproduksi,” kata FAO.

Menurut FAO, kelaparan telah meningkat sebesar 91,1 persen di dunia Arab selama dua dekade terakhir. “Angka stunting (20,5 persen) dan kelebihan berat badan (10,7 persen) di antara anak-anak di bawah usia lima tahun tinggi pada tahun 2020,” kata FAO.

Dikatakan obesitas orang dewasa, terutama di negara-negara Arab yang lebih kaya, juga meningkat. Perkiraan tahun terakhir untuk wilayah Arab menunjukkan 28,8 persen populasi orang dewasa mengalami obesitas, yaitu lebih dari dua kali lipat rata-rata global 13,1 persen.

“Negara-negara berpenghasilan tinggi menunjukkan prevalensi obesitas dewasa tertinggi di kawasan ini sedangkan negara-negara berpenghasilan rendah memiliki tingkat terendah,” ungkap FAO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement