Jumat 17 Dec 2021 12:58 WIB
...

(Masih) Menanti Formula Ajaib Xavi Bersama Barcelona

Xavi ternyata mewarisi tim Barcelona yang benar-benar terpuruk.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Endro Yuwanto
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez.
Foto: AP/Matthias Schrader
Pelatih Barcelona Xavi Hernandez.

REPUBLIKA.CO.ID, BARCELONA -- Kebangkitan semu. Kata-kata itu yang sepertinya pantas menggambarkan kondisi Barcelona pascamasuknya Xavi Hernandez sebagai pengganti Ronald Koeman di kursi pelatih.

Kisah sukses Xavi bersama Barcelona saat masih merumput di atas lapangan menjadi pangkal munculnya antuasisme terkait kebangkitan Blaugrana. Sang metronom permainan dianggap sosok yang ideal untuk membawa kembali identitas permainan Barca.

Baca Juga

Mendominasi permainan lewat penguasaan bola, ofensif, operan-operan pendek dan cepat, andal dalam mengendalikan ruang permainan, hingga menghukum kecerobohan lawan dengan gol yang dibangun lewat kolektivitas permainan. Gaya sepak bola, tiki-taka, yang membawa Barca ke puncak kejayaan pada musim 2009/2010 itu kini tinggal kenangan.

Pelatih berusia 41 tahun itu justru mengalami kesulitan untuk bisa menerapkan kembali gaya permainan tersebut. Xavi mungkin berhasil membawa Barcelona tidak pernah kalah dalam lima laga awal menukangi klub asal Katalan tersebut, dengan torehan tiga kemenangan dan dua hasil imbang.

Namun, kebangkitan itu ternyata semu belaka. Barca langsung limbung begitu menelan kekalahan perdana di bawah kendali Xavi.

Kekalahan, 0-1, dari Real Betis, awal bulan ini, mengawali rentetan buruk raihan hasil Barcelona. Kepercayaan diri para penggawa Blaugrana langsung melorot ke titik terendah begitu tersingkir dari Liga Champions.

Blaugrana menyerah, 0-3, di tangan Bayern Muenchen di laga pamungkas penyisihan grup. Hasil imbang, 2-2, kala menghadapi Osasuna, akhir pekan lalu, menutup rangkaian tidak pernah menang Barcelona di tiga laga kompetitif terakhir di semua ajang.

Terhitung dengan kekalahan dari Boca Juniors di ajang persahabatan, Maradona Cup, Barcelona tercatat tidak pernah menang di sepanjang Desember. Xavi ternyata mewarisi tim Barcelona yang benar-benar terpuruk, jika tidak ingin disebut lemah.

Kepercayaan diri, yang sejatinya menjadi modal utama dalam menerapkan gaya permainan tiki-taka, justru menghilang dari skuad Blaugrana saat ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement