Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Shiddiq

Inilah kenapa wudhu bisa menjaga kesehatan mental

Gaya Hidup | Thursday, 16 Dec 2021, 09:50 WIB
Rukun-rukun dalam wudhu

Dewasa ini, kesehatan mental merupakan salah satu tuntutan kesehatan yang paling dibutuhkan oleh masyarakat modern. Hal ini diyakini disebabkan oleh meningkatnya persaingan di berbagai bidang seperti pekerjaan, olahraga, percintaan, dsb. Berbagai cara digunakan untuk menjaga kesehatan mental. Dan di situlah agama Islam menawarkan satu cara, yaitu melalui wudhu.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

"Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur." (Al-Maidah ayat 6).

Dapat dilihat dari firman Allah di atas bahwa sholat, yang merupakan tiang agama Islam, harus dilakukan dalam keadaan bersih dan suci. Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat memetingkan kebersihan tubuh. Dengan terjagnya kebersihan tubuh akan meembuat tubuh lebih giat dan aktif. Serta memberikan ketenangan jiwa dan menstabilkan urat syaraf.

Wudhu meredakan rasa marah

، عَنْ جَدِّي عَطِيَّةَ -هُوَ ابْنُ سَعْدٍ السَّعْدِيُّ، وَقَدْ كَانَتْ لَهُ صُحْبَةٌ-قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم: "إنَّ الْغَضَبُ مِنَ الشَّيْطَانِ، وإنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ وإنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالماءِ، فَإذَا أُغْضِبَ أحَدُكُمْ فَلْيَتَوضَّأْ".

"Telah menceritakan kepadaku ayahku di hadapan kakekku (yaitu Atiyyah ibnu Sa'd As-Sa'di) yang berpredikat sebagai sahabat, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: 'Sesungguhnya marah itu perbuatan setan, dan setan itu diciptakan dari api, dan sesungguhnya api itu hanya dapat dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudu" (H.R. Abu Daud)

Dari hadits Rasulullah SAW di atas dapat dilihat bahwa wudhu sebagai pereda rasa marah. Wudhu seperti air yang dapat memadamkan api kemarahan dan menenangkan kembali hati.

Sebuah penelitian ilmiah oleh Dr. Majidah Amir yang merupakan spesialis kekebalan tubuh dan pengobatan alternatif dari Universitas Ain Syams Kairo, Mesir ,menyatakan bahwa berwudhu merupakan sarana yang sangat efektif untuk mengatasi keletihan dan kepenatan. Di samping itu, wudhu juga dapat memberikan semangat baru bagi seseorang.

Ia juga menyatakan bahwa seorang muslim yang berwudhu untuk melakukan shalat dapat mengembalikan kesimbangan energi yang mengalir di dalam tubuhnya. Berwudhu juga dapat memperbaiki jaringan tubuh seseorang karena dirinya telah dibersihkan dari kesalahan dan dosa yang memiliki pengaruh dan dampak besar terhadap kondisi psikologis dan fisiknya.

Demikian sedikit ilmu yang dapat saya bagikan kepada teman-teman pembaca. Semoga apa yang tertulis di sini dapat membantu sahabat pembaca di luar sana.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image