Rabu 15 Dec 2021 07:05 WIB

Belajar Toleransi dan Kerukunan, Sekjen Majelis Hukama Al Muslimin Temui Wapres

Sekjen Hukama Al Muslimin merasa takjub dengan kerukunan di Indonesia

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Ma
Foto: ANTARA/Kornelis Kaha
Wakil Presiden Ma

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Majelis Hukama Al Muslimin Sulthan Al Rumaithi beserta jajarannya, Selasa siang (14/12). Agenda kunjungan para cendekiawan Muslim itu disamping untuk menyosialisasikan Majelis Hukama Al Muslimin, juga untuk belajar mengenai toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

"Salah satu dari agendanya para ulama yang berkantor di Abu Dhabi ini ingin belajar kepada Indonesia, kepada para tokoh Muslim Indonesia, mengenai kenapa Muslim Indonesia yang mayoritas dapat berkumpul bersama-sama kalangan minoritas secara damai," kata Juru Bicara Wapres Masduki Baidlowi dalam siaran persnya, usai mendampingi Wapres dalam pertemuan.

Baca Juga

Masduki menyebut, Sekjen Hukama Al Muslimin merasa takjub dengan kerukunan Indonesia di tengah kemajemukan budaya, agama, dan bahasa penduduknya. Sementara, negara-negara di Timur Tengah yang memiliki penduduk sedikit dan agamanya hampir seratus persen Islam, tetapi banyak terjadi konflik.

"Nah inilah yang menjadi pertanyaan dari Dr. Sulthan Al Rumaithi. Di situlah dia ingin mempelajari," kata Masduki.

 

Masduki mengatakan, Sekjen Hukama akan menerjemahkan berbagai buku mengenai kerukunan yang ada di Indonesia untuk mempelajarinya. Ia juga ingin tahu bagaimana anak-anak Indonesia belajar kerukunan sejak kecil.

Wapres kata Masduki, menyampaikan jika toleransi dan kerukunan di Indonesia didasari semangat dan kesadaran, Indonesia adalah negara kesepakatan. Menurut Wapres, para pendiri negara ini telah bersepakat untuk tidak mebeda-bedakan mana yang mayoritas dan mana yang minoritas.

"Jadi rasa empati itu adalah modal utama untuk pendirian Republik ini, tadi dikatakan oleh Wapres seperti itu," kata Masduki.

Bahkan, menurut Wapres sebelum merdeka pun para tokoh negeri ini sudah mempunyai kebiasaan hidup rukun dan toleran yang dicontohkan secara turun temurun. Wapres mengatakan, Indonesia tidak banyak bicara mengenai toleransi tapi banyak mempraktikannya.

"Karena Indonesia tidak banyak bicara tapi banyak berbuat itulah maka menghasilkan sebuah Republik Indonesia yang sampai sekarang, Alhamdulillah bisa bertahan walaupun pulaunya banyak, penduduknya banyak, beragam-ragam agama, beragam-ragam suku bangsa," katanya menirukan Wapres.

"Banyak orang memprediksi bahwa Indonesia itu sudah akan terjadi balkanisasi ketika terjadi reformasi politik dulu, tetapi sampai saat ini Alhamdulillah dengan inayah Allah dan ridho Allah masih bertahan, itu yang dikatakan oleh Wapres tadi," kata Masduki.

Dalam kesempatan itu Wapres juga menceritakan rencana pembangunan universitas Islam global yakni Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) yang juga dapat menjadi tempat belajar toleransi dan kerukunan secara intelektual.

"UIII adalah gagasan untuk memperkuat bingkai kebhinekaan secara intelektual, paradigmanya dibangun, keilmuannya dibangun, dan diharapkan nanti teman-teman dari Timur Tengah (misalnya) bisa sama-sama belajar di sini," ujar Masduki.

Majelis Hukama Al Muslimin merupakan sebuah lembaga internasional independen yang berpusat di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Majelis yang didirikan pada 19 Juli 2014 ini, bertujuan mempromosikan perdamaian di tengah masyarakat Muslim, dengan semangat toleransi, harmoni, dan persaudaraan umat manusia. Majelis Hukama dipimpin oleh Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Al-Thayyeb dengan beranggotakan para ulama dari berbagai negara. Dari Indonesia sendiri salah satu ulama yang menjadi anggotanya adalah Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab.

Saat ini, Sekjen Majelis Hukama Dr. Sulthan Al-Rumaithi, sedang berada di Indonesia hingga 18 Desember 2021. Ia adalah seorang cendekiawan dan intelektual muda terkemuka Uni Emirat Arab yang sangat mengagumi toleransi dan harmoni di tengah kemajemukan bangsa Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement