Selasa 14 Dec 2021 15:23 WIB

Para Nelayan Sekitar Tol Manado-Bitung Menerima Pelatihan Pengolahan Ikan dari PII

Para nelayan di Bitung mendapat pelatihan mengenai pengolhan ikan secara benar.

Kesibukan para nelayan di kawasan Bitung.
Foto: rilis
Kesibukan para nelayan di kawasan Bitung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- EVP Corporate Secretary PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) Yunan Novaris, mengatakan pihaknya akan terus membantu kehidupan masyarakat yang terkena pembangunan proyek infrastruktur. Hal itu salah satunya dilakukan dengan menggandeng masyarakat di Kota Bitung yang terkena pembangunan jalan tol.

''Kami memang sengaja  memilih Kota Bitung, Sulawesi Utara, menjadi lokasi salah satu proyek yang diberikan Penjaminan Pemerintah oleh PT PII, yaitu Jalan Tol Manado - Bitung. Kota ini adalah sebagai salah satu sentra produksi perikanan di Indonesia bagian Timur. Maka kemudian kami melakukan insiatif memberikan pelatihan kepada para nelayan yang tinggal di sana untuk mengelola hasil penangkapan ikannya. Tujuannya agar mereka semakin produktif,'' kata Yunan Novaris, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (13/12).

Menurut dia, perairan di sekitar wilayah Bitung memang merupakan tempat pangkapan utama nelayan yang menangkap berbagai jenis ikan yang bernilai, yakni ikan tuna, cakalang, tongkol, cumi dan beberapa jenis ikan lainnya. Bahkan untuk jenis ikan tuna dan cakalang sebagian besar telah diekspor ke Jepang. Namun syaratnya ikan tuna dan cakalang yang ditangkap itu harus memiliki harga yang mahal ketika didaratkan dan harus pula dijual dalam kondisi segar.

"Dan inilah yang menjadi kelemahan utama dari hasil tangkapan ikan nelayan di wilayah Bitung ini, yakni ikan menjadi tak berharga karena  mudah mengalami pembusukan. Maka dalam pelatihan ini para nelayan selain memperoleh pelatihan bagaimana mengolah tangkapan ikan secara baik," ujarnya.

Untuk itu, lanjut Yunan, program pelatihan ini diharapkan akan terus memberikan dampak jangka panjang dan berkesinambungan kepada para pelaku usaha serta dapat meningkatkan nilai ekonomi hasil tangkapan nelayan. Dalam jangka panjang  kegiatan ini diharapkan akan memberi imbas turut memajukan ekonomi di Kota Bitung.

"Selain itu, kegiatan ini akan digelar dengan berkoordinasi bersama instansi terkait dan juga kepada Pemerintah Kota Bitung dengan melakukan audiensi bersama pihak Walikota sehingga monitoring dan pembinaan dapat terus dilakukan. Nantinya manfaat dari pelatihan kepada para nelayan ini dapat terus dilakukan secara berkelanjutan”, ungkap Yunan Novaris lagi.

Yunan mengatakan para nelayan yang ikut serta dalam pelatihan pengolahan perikanan ini sebagian berasal dari warga yang beradad di sekitar jalan tol Manado-Bitung. Selama beberapa hari mereka akan diberi pengetahuan mengenai pengolahan hasil tangkapan secara baik dan benar. Misalnya, bagaimana  teknik penyimpanan dan pembongkaran dan teknik packing ikan yang baik. "Tujuannya untuk memelihara kesegaran dan mutu produk ikan serta melakukan uji komptensi penanganan ikan yang baik dan benar."

 "Penerima manfaat program ini adalah 25 nelayan dan pengolah ikan di sekitar wilayah proyek jalan tol Manado - Bitung, yaitu di daerah Kecamatan Aertembaga dan Kecamatan Girian, Kota  Bitung, Sulawesi Utara,'' ujar Yunan. 

Menurutnya, ke depan PT PII memang akan  terus berkomitmen untuk memberi dukungan dengan membantu upaya pemerintah dalam menjalankan rencana aksi global yang dituangkan dalam Sustainable development Goals (SDG). Program CSR pengolahan ikan segar ini merupakan salah satu program untuk mendukung SDG 14 melalui penyediaan akses terhadap sumber daya kelautan dan pasar bagi nelayan kecil.

Seperti diketahui kegiatan CSR Pemberdayaan Nelayan dan Pengolahan Ikan di Kota Bitung, Sulawesi Utara”  ini dilakukan oleh  PT PII bekerjasama dengan Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Pada kegiatan tersebut DR Dahri Iskandar dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB menyatakan bahwa produk olahan yang baik harus dimulai dengan penyiapan bahan baku yang baik. Untuk itu para nelayan harus perlu disadarkan bagaimana mengolah hasil tangkapan ikan secara benar agar hasil produksinya bermutu tinggi.

''Para nelayan perlu memahami bagaimana penyiapan bahan baku yang harus dilakukan. Bagaimana cara dengan melakukan penanganan ikan yang baik sejak ikan ditangkap dan disimpan di atas kapal hingga sampai ke tangan konsumen. Penanganan ikan yang baik selanjutnya dapat menjamin mutu dan kualitas ikan sebagai bahan baku produk olahan. Harga produk mereka akan semakin tinggi. Apalagi bila mereka berorientasi untuk melakukan ekspor,'' tegas DR Dahri Iskandar.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement