Senin 13 Dec 2021 22:26 WIB

Prediksi Tren Kejahatan Siber di 2022, Makin Ganas dan Sulit Dicegah

Serangan terhadap organisasi akan terus berlanjut dan mungkin lebih sulit dicegah.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani / Red: Dwi Murdaningsih
Serangan siber (ilustrasi), Serangan terhadap organisasi akan terus berlanjut di 2022 dan mungkin lebih sulit dicegah.
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi), Serangan terhadap organisasi akan terus berlanjut di 2022 dan mungkin lebih sulit dicegah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Pakar Kaspersky memantau perkembangan situasi keamanan siber terbesar secara menyeluruh selama 12 bulan terakhir. Melalui siaran pers Kaspersky yang diterima Republika.co.id, Senin (13/12), berikut adalah prediksi keamanan siber utama Kaspersky untuk sektor industri, sektor kesehatan, dan privasi.

Serangan terhadap organisasi industri akan terus berlanjut dan mungkin lebih sulit untuk dideteksi dan dicegah secara otomatis. Diperkirakan serangan akan terus mengganggu operasi dan membahayakan bisnis di tahun mendatang, dan bahkan dengan cara yang lebih membahayakan. 

Baca Juga

Para pelaku kejahatan siber terpaksa menyerang secara lebih agresif seiring dengan tindakan pemerintah untuk berinvestasi dalam keamanan operasi default. Dengan demikian, para pelaku kejahatan siber sekarang mulai memperpendek siklus hidup malware yang digunakan. Sampel berbahaya tertentu dapat digunakan terhadap kumpulan target yang sangat terbatas dan hanya aktif selama beberapa pekan saat berada pada efektivitas puncaknya. 

Build baru akan rilis untuk melewati deteksi

Penelitian terhadap beberapa aktivitas APT baru-baru ini menunjukkan bahwa beberapa server Komando dan Kontrol kampanye mungkin hanya aktif selama beberapa jam selama fase operasi yang relevan. 

Beberapa penyerang bahkan sama sekali menghindari menggunakan infrastruktur berbahaya di sumber serangan. Ini adalah beberapa tren yang akan berlanjut, dan kemungkinan besar, sebagai akibatnya, kita akan menghadapi serangan siber dengan potensi ancaman dan bahaya yang lebih besar juga sulit dideteksi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement