Senin 13 Dec 2021 18:14 WIB

Satgas Covid-19 Tutup Rangkaian Peningkatan Kapasitas Relawan di 5 Provinsi

Kehadiran relawan layanan dukungan psikososial di tengah masyarakat sangat dibutuhkan

kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan Layanan Dukungan Psikososial secara serentak di lima provinsi di Indonesia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diadakan selama enam hari (2 - 7 Desember 2021). Kegiatan melibatkan 30 relawan di tiap provinsi.
Foto: BNPB
kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan Layanan Dukungan Psikososial secara serentak di lima provinsi di Indonesia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diadakan selama enam hari (2 - 7 Desember 2021). Kegiatan melibatkan 30 relawan di tiap provinsi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 menyelenggarakan rangkaian kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan Layanan Dukungan Psikososial secara serentak di lima provinsi di Indonesia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diadakan selama enam hari (2 - 7 Desember 2021). Kegiatan yang melibatkan 30 relawan di tiap provinsi ini menggandeng berbagai perwakilan organisasi kemasyarakatan, dinas sosial, dinas kesehatan, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), lebaga sosial serta BPBD tingkat Provinsi dan Kota/Kabupaten.

“Kondisi kesehatan jiwa masyarakat yang terganggu selama masa pandemi adalah fenomena nyata yang harus segera disikapi. Aspek psikososial perlu mendapat perhatian, karena dampak jangka panjangnya dapat berpengaruh terhadap berbagai persoalan, khususnya tingkat produktivitas. Untuk itulah kehadiran relawan layanan dukungan psikososial di tengah-tengah masyarakat sangat dibutuhkan dan menjadi dasar pelaksanaan kegiatan Peningkatan Kapasitas Relawan Layanan Dukungan Psikososial (LDP),” terang Ketua Bidang Koordinasi Relawan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Andre Rahadian, dalam siaran persnya, Senin (13/12).

Baca Juga

“Kegiatan ini diharapkan mampu membentuk Relawan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) yang siap terjun mendampingi masyarakat kelompok rentan (lansia, anak, disabilitas, dan lainnya) dan tenaga kesehatan yang membutuhkan terkait adaptasi kebiasaan baru, cara atau respon dalam menghadapi situasi pandemi, memberdayakan masyarakat terdampak pandemi, mengkampanyekan perubahan perilaku masyarakat, mengkampanyekan vaksinasi serta donor plasma konvalesen,” tambah Andre Rahadian dalam penjelasannya.

Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan secara offline selama enam hari (18 – 21 Oktober 2021) melibatkan 30 orang relawan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Tiga hari pertama seluruh relawan akan mendapatkan pelatihan peningkatan kapasitas dengan jumlah tujuh sesi materi yang disampaikan oleh narasumber yang mumpouni di bidangnya.

Ketujuh materi tersebut antara lain adalah; 1) Pengantar kerelawanan; 2) Protokol kesehatan dan seputar Covid-19; 3) Psikoedukasi; 4) Dukungan psikologi awal; 5) Layanan dukungan psikososial; 6) Pendampingan social; dan 7) Fungsi koordinasi (pelaporan).

photo
kegiatan Penggalangan dan Peningkatan Kapasitas Relawan Layanan Dukungan Psikososial secara serentak di lima provinsi di Indonesia, yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur yang diadakan selama enam hari (2 - 7 Desember 2021). Kegiatan melibatkan 30 relawan di tiap provinsi. - (BNPB)

 

Pasca dibekali materi, pada hari keempat dan kelima para relawan di setiap provinsi yang terlibat akan melakukan aplikasi pembekalan materi dengan melakukan ppraktik edukasi, sosialisasi, dan pendampingan sosial secara langsung ke beberapa lembaga sosial sasaran program, yang di dalamnya terdapat kelompok rentan (anak, lansia, dan disabilitas) dan tenaga kesehatan.

“Selama ini hal-hal yang berkaitan dengan kondisi psikososial masih belum banyak kita sentuh. Memang, telah banyak layanan dukungan psikososial yang diadakan oleh berbagai instansi, lembaga dan organisasi, seperti layanan bantuan psikologi “Sejiwa” dan #SahabatRelawan, yang dilakukan secara daring. Namun, dukungan psikososial yang diberikan secara langsung di masyarakat, belum banyak dilakukan,” sambung Dr Endang Mariani selaku Koordinator Psikologi Sub-Bidang Organisasi Relawan Kesehatan Satgas Covid-19.

Dukungan psikososial penting diberikan kepada mereka yang terpapar, supaya mereka bisa menjalani masa penyembuhan dan juga melawan penyakit yang diderita, sehingga mereka tidak kehilangan harapan saat dirawat, mengingat mereka yang positif Covid-19, umumnya tidak dapat didampingi oleh keluarga. Tujuan lain dari pelatihan relawan dukungan psikososial adalah agar dampak negatif dari pandemi, yang mungkin dapat memunculkan berbagai gejolak sosial, dapat diredam, sehingga tidak berkembang menjadi keresahan yang menganggu atau malah menjadi gerakan yang tidak kondusif dalam upaya menangani dan mengendalikan penyebaran serta penularan virus penyebab Covid-19.

“Secara garis besar program ini merupakan rangkaian upaya pembentukan relawan Layanan Dukungan Psikososial yang sebelumnya sudah dilaksanakan oleh Bidang Koordinasi Relawan sejak bulan Oktober 2021 di enam provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, Papua, Sulawesi dan Bali. Para relawan yang telah dilatih diharapkan dapat berperan aktif di tengah masyarakat menjadi Satgas Covid-19 di tiap daerah untuk bersama-sama menjaga kesehatan mental masyarakat Indonesia,” jelas Kepala Sub-Bidang Relawan Kesehatan BKR Satgas Covid-19  dr Joseph Frederick William.

“Satgas Relawan akan terus bersinergi melalui relawan binaan yang digalang dan dilatih di total sebelas Provinsi bersama berbagai Kementerian, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan berbagai organisasi profesi dan kemasyarakatan di Indonesia untuk terus mewujudkan kesehatan mental bagi masyarakat dan terutama kelompok rentan yang terdampak pandemi. Sebagai contoh nyata keberlanjutan program, relawan terlatih bersama organisasi mitra kebencanaan langsung menerapkan ilmu serta praktik pendampingan sosial yang didapatkan kepada masyarakat yang terdampak bencana erupsi di Gunung Semeru,” pungkas dr Joseph Frederick William.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement