Senin 13 Dec 2021 14:06 WIB

Memasyarakatkan Jengkol ke Uni Emirat Arab

Ekspor produk pesantren binaan OPOP ini merupakan yang pertama kalinya.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Fakhruddin
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan komoditas hortikultura saat acara pelepasan ekspor perdana produk pesantren One Pesantren One Product (OPOP) ke Dubai di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (13/12). Sebanyak 600 kilogram manggis, 300 kilogram rambutan, 200 kilogram salak dan 50 kilogram jengkol produk hortikultura dari pondok pesantren Al Ittifaq serta berbagai produk fesyen dari pondok pesantren Daarut Tauhid di ekspor ke Dubai. Foto: Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan komoditas hortikultura saat acara pelepasan ekspor perdana produk pesantren One Pesantren One Product (OPOP) ke Dubai di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Senin (13/12). Sebanyak 600 kilogram manggis, 300 kilogram rambutan, 200 kilogram salak dan 50 kilogram jengkol produk hortikultura dari pondok pesantren Al Ittifaq serta berbagai produk fesyen dari pondok pesantren Daarut Tauhid di ekspor ke Dubai. Foto: Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pesantren di Jawa Barat mengekspor jengkol, buah-buahan dan fesyen muslim ke Uni Emirat Arab (Arab). Pelepasan pengiriman komoditas ekspor tersebut dilakukan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Gedung Sate, Senin (13/12).

Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ekspor ini bisa terlaksana setelah dirinya melakukan lobi-lobi. Saat melakukan kunjungan kerja ke Dubai beberapa waktu lalu.

Baca Juga

"Saya ke Dubai kemarin itu bertemu dengan pengusaha yang distributor pangan dia bilang enggak ada pangan dari Jawa Barat akhirnya ada salah ada manggis, ada rambutan dan yang paling istimewa ternyata mulai disukai yang namanya jengkol," ujar Ridwan Kamil yang akrab disapa Emil.

Menurut Emil, ekspor jengkol ini juga penting. "Ekspor ini penting dengan semangat menjengkolkan masyarakat dan memasarkan jengkol ke seluruh dunia kita ekspor ke Dubai," katanya. 

Emil mengatakan, di luar produk makanan ada produk fashion peci, sajadah, baju koko, dan mukena. Hal ini juga, adalah salah satu contoh. "Tolong ikuti biar keberhasilan program OPOP one Pesantren one product yang dulu nyaris tidak terdengar sekarang kita dorong yang sudah ribuan pesantren kita bantu yang terbaik itu naik kelas jualannya," katanya.

Sementara menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat (Diskuk Jabar) Kusmana Hartadji, melalui program One Pesantren One Product (OPOP) pesantren menjadi lebih berdaya. Pengiriman ekspor produk pesantren binaan OPOP ini pun merupakan yang pertama kalinya.

Dalam ekspor kali ini, kata dia, Kopontren Al Ittifaq mengirim manggis sebanyak 600 kg, rambutan 300 kg, salah 200 kg, jengkol 50 kg. Kemudian Kopontren Daarut Tauhid yang mengirimkan produk berupa sarung, mukena, peci, kopiah dan baju anak.

Perihal ekspor ini, kata Kusmana, dimulai sejak tahun 2019 lalu. Ketika itu produk dari lima pesantren yang menjadi model percontohan OPOP diikutkan dalam Halal Expo 2019 di Istanbul Turki. Kehadiran pesantren di ajang internasional tersebut menjadi pusat perhatian karena produk dan model bisnis di pesantren.

Kemudian pada 2021, kata dia, Pesantren Daarut Tauhid mengikuti Dubai Expo 2021 dengan membawa katalog dan produk pesantren OPOP 2019 dan 2020. Produk pesantren dipasarkan dan dipresentasikan di hadapan KJRI Dubai, ITPC Dubai dan calon pembeli.

Hasilnya, kata dia, dari Dubai terdapat sejumlah beberapa PO (purchase order) dari perusahaan importir Dubai yakni Epicstar Group. Perusahaan dagang tersebut meminta buah-buahan yaitu manggis, salak, rambutan, jengkol serta produk fesyen lainnya.

"Alhamdulillah di dukung beberapa instansi untuk permudah perizinan dan pasar di Dubai. Singapura dan beberapa negara sudah, tinggal sesuaikan kualitas yang dibutuhkan. Pokoknya kita ada 2.574 pesantren yang beragam produknya," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement