Senin 13 Dec 2021 08:29 WIB

Mengapa Keelokan Paras dan Kekayaan Bukan Jadi Penentu Cari Pasangan?

Islam memberikan panduan dalam mencari pasangan hidup

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Islam memberikan panduan dalam mencari pasangan hidup. Ilustrasi menikah
Foto: antarafoto
Islam memberikan panduan dalam mencari pasangan hidup. Ilustrasi menikah

REPUBLIKA.CO.ID, — Memilih pasangan hidup bukan sekadar mencari teman biasa. Islam memberikan panduan bagaimanan seorang pria atau wanita menentukan pasangan hidup mereka. 

Perlu kecermatan dalam memilih calon istri atau calon suami agar kelak dalam kehidupan berkeluarga tercipta keharmonisan.  

Baca Juga

Memang ada yang menikah karena melihat pasangannya itu cantik atau tampan. Ini tidak lah sepenuhnya salah, sebab kodrat manusia akan menyukai bila paras pasangannya itu tampan atau cantik sesuai dengan ukurannya masing-masing. 

Akan tetapi bila ketampanan dan kecantikan menjadi hal yang utama dalam memutuskan untuk menikahi seseorang maka risiko konflik ketika telah berkeluarga akan besar terjadi.  

 

Boleh jadi seorang lelaki yang menikahi wanita karena kecantikannya justru setelah menikah cintanya pudar karena rupa istrinya berubah, tidak cantik lagi karena usia atau karena suatu penyakit tertentu. Begitupun sebaliknya, boleh jadi seorang perempuan yang menikah karena ketampanan calon suaminya justru setelah menikah cintanya pudar karena dalam pandangannya suaminya tidak lagi tampan. 

Menikah dengan seseorang hanya karena kecantikan atau ketampanan rupa pasangannya juga bisa menimbulkan rasa was-was berlebih. Ia akan merasa khawatir bila pasangannya itu berselingkuh, atau pun digoda oleh orang lain.

Namun ada juga orang yang memutuskan untuk menikah karena melihat pasangannya itu memiliki harta kekayaan yang melimpah. Ini pun sebenarnya tidak sepenuhnya keliru. Sebab bagaimanapun faktor kesejahteraan ekonomi sangat menentukan dalam membangun sebuah keluarga. 

Akan tetapi bila menikah dengan seseorang hanya karena pasangannya itu memiliki harta kekayaan, maka sejatinya ini juga dapat menimbulkan konflik yang besar ketika berkeluarga. 

Apalagi bila yang kaya adalah pihak istri. Maka dalam banyak kasus, suami justru diperlakukan tidak selayaknya sebagai suami oleh istrinya. Sang istri justru lebih superior bahkan memerintah terhadap suaminya. Sementara itu tak sedikit  kasus perceraian suami-istri dilatar belakangi pihak suami yang memiliki banyak harta kerap selingkuh dengan perempuan lain. 

Belum lagi bila dalam satu waktu kondisi ekonomi keluarga tersebut turun drastis yang membuat harta kekayaan terus berkurang. Maka bila pernikahan itu hanya dilandasi karena kekayaan, akan rentan bagi pasangan untuk berpisah sebab hilangnya harta kekayaan.  

Yang terbaik dan yang utama ketika seseorang hendak memutuskan untuk menikah adalah melihat agama dan akhlak calon suami atau calon istrinya. Maksudnya ia harus dapat memastikan bahwa calon suami atau calon istrinya itu adalah seorang Muslim dan Muslimah yang bertakwa dan saleh atau salehah. 

Sosok calon suami atau istri yang menjaga setiap kewajiban dalam beragama, bahkan menambahnya dengan ibadah-ibadah sunah. Lebih dari itu perangai calon suami atau istinya itu pun baik, lembut dalam tutur katanya, berbakti terhadap orang tuanya, bagus hubungannya dengan sesama, serta memahami hak dan kewajiban sebagai seorang suami dan istri.  

Maka ketika bagus dalam agamanya, bagus akhlaknya, pasangan suami istri itu pun akan menemukan kebahagiaan yang hakiki dalam berkeluarga. Rasulullah ﷺ bersabda: 

وَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ عَلَى اِحْدَى خِصَالٍ لِجَمَاوَمَا لِهَا وَخُلُقِهَاوَدِيْنِهَافَعَلَيْكَ بِذَاتِ الدِّيْنِ وَالْخُلُقِ تَرِبَتْ يَمِيْنُكَ.  

Nabi Muhammad ﷺ bersabda, “Dinikahi perempuan karena salah satu dari beberapa hal: Dinikah karena kecantikannya, dinikah karena hartanya, dan dinikah karena akhlaknya, dan dinikah karena agamanya. Maka bagimu menikah perempuan karena agamanya dan akhlaknya, karena bila tidak binsah tangan kananmu.” (HR Ahmad, Bazzar, dan Ibnu Hibban)  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement