Senin 13 Dec 2021 00:24 WIB

Pasien Covid-19 Obesitas Lebih Berisiko, Harus Bagaimana?

Obesitas juga bisa meningkatkan risiko keparahan pada beragam penyakit kronis lain.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolandha
Obesitas (ilustrasi). Individu obesitas memiliki risiko sekitar 50 persen lebih tinggi terhadap kematian atau membutuhkan perawatan di ICU bila terkena Covid-19.
Foto: Pxfuel
Obesitas (ilustrasi). Individu obesitas memiliki risiko sekitar 50 persen lebih tinggi terhadap kematian atau membutuhkan perawatan di ICU bila terkena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Individu obesitas memiliki risiko sekitar 50 persen lebih tinggi terhadap kematian atau membutuhkan perawatan di ICU bila terkena Covid-19. Risiko-risiko tersebut dapat dihindari melalui lima perubahan mendasar dalam hidup para penyandang obesitas.

Berdasarkan studi dalam jurnal PLOS ONE, pasien dengan indeks massa tubuh (IMT) yang tergolong obesitas memiliki risiko hingga dua kali lipat untuk membutuhkan perawatan di ICU. Mengacu pada klasifikasi internasional dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), seseorang bisa tergolong kegemukan bila memiliki IMT 25-29,9 dan obesitas bila memiliki IMT 30 ke atas.

Baca Juga

Klasifikasi ini sedikit berbeda pada orang Asia, termasuk Indonesia. Menurut Kementerian Kesehatan RI, IMT 18,5-25 berada dalam kategori normal. IMT untuk kategori gemuk ringan adalah 25,1-27 dan kategori untuk gemuk berat adalah 27 ke atas.

"IMT yang tinggi berkatan dengan peningkatan risiko kematian dan perwatan di ICU yang lebih lama," ungkap kelompok peneliti dari Swedia, seperti dilansir Indian Express.

Berdasarkan temuan ini, peneliti menilai pasien Covid-19 yang obesitas perlu dipantau dengan lebih ketat bila dirawat di rumah sakit. Hal senada juga diungkapkan dalam sebuah studi pada jurnal Lancet.

"Intervensi yang menurunkan berat badan dapat menurunkan risiko terjadinya Covid-19 berat pada individu," ungkap studi yang dipublikasikan pada Juni 2021 tersebut.

Konsultan spesialis paru intervensi dari Yashoda Hospitals Hyderabad Dr Gopi Krishna Yedlapati mengatakan obesitas pada dasarnya tak hanya dapat meningkatkan risiko terjadinya gejala berat pada kasus Covid-19. Obesitas juga bisa meningkatkan risiko keparahan pada beragam penyakit kronis lain.

Alasannya, obesitas mempengaruhi sebagain besar proses fisiologis di dalam tubuh. Obesitas juga turut mengubah atau menurunkan fungsi-fungsi di dalam sistem tubuh, termasuk sistem imun. Oleh karena itu, konsultan spesialis paru Dr Chetan Rao Vaddepally mengatakan penyandang obesitas akan lebih rentan terhadap banyak infeksi.

Di masa pandemi ini, ada lima upaya yang bisa membantu penyandang obesitas untuk lebih terlindungi dari risiko Covid-19 yang berat. Kelima upaya tersebut meliputi menjaga pola makan yang sehat, membiasakan bergerak aktif, mendapatkan tidur yang cukup, mengelola stres, dan menjauhi konsumsi alkohol dan rokok.

Tentu, kelima upaya tersebut perlu dilakukan dalam jangka panjang. Seiring berjalannya waktu, kelima upaya ini tak hanya akan melindungi penyandang obesitas dari risiko terkena Covid-19 bergejala berat, tetapi juga memperbaiki kesehatan mereka secara keseluruhan.

"Meskipun upaya ini hanya menghasilkan penurunan berat abdan yang kecil, tetap ada manfaat kesehatan yang didapatkan," ungkap Dr Yedlapati.

Sebagian manfaat kesehatan yang bisa dirasakan dari penurunan berat badan pada orang obesitas adlaah perbaikan tekanan darah dan kadar kolesterol. Penurunan berat badan juga turut berperan dalam menurunkan kadar gula darah.

"Dan dengan IMT yang sehat, risiko mengalami gejala berat dari Covid-19 akan menurun," ucap Dr Yedlapati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement