Ahad 12 Dec 2021 13:50 WIB

Bupati Sleman Resmikan Museum Terbuka Bakalan

Museum Terbuka Bakalan merupakan tetengger erupsi Gunung Merapi tahun 2010.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.
Foto: @KustiniKSP
Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo meresmikan Museum Terbuka Bakalan di Kelurahan Argomulyo, Kapanewon (Kecamatan) Cangkringan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (12/12). Kawasan itu merupakan 'tetenger' atau monumen erupsi besar Gunung Merapi tahun 2010.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, Suparmono, mengatakan, diresmikannya Museum Terbuka Bakalan menambah lokasi pariwisata di Kabupaten Sleman. Menurut dia, pembangunan tetenger erupsi Merapi tahun 2010 dengan tema 'Sirno Jalmo Lenaning Paningal' yang terletak di Dusun Bakalan, Kecamatan Cangkringan dimaksudkan agar masyarakat yang tinggal di sekitar Gunungapi Merapi memahami akan resiko bencana erupsi Merapi.

Baca Juga

"Sehingga ke depannya diharapkan tidak ada lagi korban karena kealpaan masyarakat itu sendiri," kata Suparmono. Dia menjelaskan, pengeloaan Museum Terbuka Bakalan nantinya dikerjasamakan dengan Kelompok Masyarakat Penggiat Pariwisata Desa melalui Bumdes Kelurahan Argomulyo agar lebih dapat menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat setempat.

"Untuk akselerasi tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Terbuka Bakalan kami juga akan menggandeng Komunitas Jeep Wisata untuk memasukan trip atau jalur jeep wisata masuk ke Kawasan Museum Terbuka Bakalan," kata Suparmono.

Menurut dia, dengan selesainya penyempurnaan destinasi Museum Terbuka Bakalan dapat memberikan wisata edukasi dan wisata mitigasi bencana sehingga memberikan pengalaman sebagai wisata minat khusus bagi pengunjung yang datang ke Kabupaten Sleman.

Bupati Kustini Sri Purnomo mengatakan, keberadaan museum terbuka ini tidak hanya dapat dinikmati sebagai sebuah lokasi wisata baru di Sleman, tapi keberadaan museum juga menjadi saksi dasyatnya erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun yang lalu. "Diharapkan museum ini dapat mengingatkan kita bersama tentang potensi bencana erupsi yang kita miliki," katanya.

Kustini berharap, keberadaan museum tersebut dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan dan menstimulus pemahaman masyarakat dan wisatawan tentang kapasitas mitigasi bencana erupsi Merapi dan tetap waspada. "Selain itu, mengingat ini adalah museum terbuka, saya berharap pengelola dan masyarakat sekitar dapat menjaga dan melestarikan keberadaannya," kata Kustini.

Dia menerangkan, Museum Terbuka Bakalan merupakan situs bersejarah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. "Jangan sampai ada coretan-coretan atau aksi vandalism pada area museum. Semoga keberadaan museum ini dapat turut serta meningkatkan geliat perekonomian masyarakat sekitar museum," ucap Kustini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement