Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Serli Anggraini

Filsafat Sebagai Landasan Ilmu dalam Pengembangan Sains

Agama | Saturday, 11 Dec 2021, 07:41 WIB

Filsafat merupakan teori yang mendasari pada alam metafisika dan epistemologi yang mana termasuk kedalam cabang-cabang ilmu filsafat. Filsafat adalah pelajaran yang membahas seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis dan dijabarkan dalam konsep mendasar. Filsafat tidak didalami dengan melakukan eksperimen dan percobaan, tetapi dengan mengutarakan masalah secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu. Akhir dari proses-proses itu lalu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektika. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa. Seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Filsafat secara etimologi berasal dari bahasa Yunani, philosophia terdiri dari kata philos yang artinya cinta, dan sophia yang artinya kebijaksanaan atau hikmat. Cinta dapat dimaknai sebagai hasrat yang besar atau berkobar-kobar dan sungguh-sungguh. Kebijaksanaan merupakan suatu kebenaran yang hakiki atau kebenaran yang sesungguhnya. Filsafat secara harfiah memiliki makna kecintaan terhadap suatu kebijaksanaan. Filsafat merupakan hasrat atau keinginan yang sungguh-sungguh terhadap kebenaran sesungguhnya.

Menurut pendapat para ahli antara lain John Dewey yang mengatakan bahwa filsafat merupakan pengungkapan usaha dan perjuangan manusia secara terus menerus, untuk melakukan penyesuaian berbagai tradisi, sehingga hasilnya dapat membentuk budi pekerti yang memiliki cita-cita politik serta kecenderungan ilmiah baru yang tidak sejalan dengan wewenang yang telah diakui. Sedangkan menurut Plato bahwa filsafat adalah ilmu yang diusahakan untuk mendapatkan pencapaian akan kebenaran yang sebenarnya.

Lalu Aristoteles berpendapat bahwa filsafat adalah suatu ilmu yang berisi kebenaran. Unsur-unsur kebenaran meliputi ekonomi, metafisika, estetika, retorik, politik, dan logika. Filsafat juga mempelajari sebab dan asas segala sesuatu. Sedangkan Emmanuel Kant mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pokok dan pangkal dari segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya ada empat persoalan yaitu: metafisika, etika,agama, dan antropologi.

Berdasarkan beberapa pengertian filsafat yang telah diungkapkan oleh para tokoh filsafat, dapat disimpulkan bahwasanya filsafat merupakan cabang sebuah ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang kebenaran yang sesungguhnya. Hal ini menunjukkan bahwa berfilsafat merupakan cara dan upaya dalam melaksanakan penyelidikan yang meliputi tentang apa, bagaimana, dan untuk apa, dalam konteks berpikir, yang apabila dikaitkan dengan terminologi filsafat tercakup dalam aspek berikut ini, yaitu; ontologi yang mengkaji tentang apa, epistemologi yang mengkaji tentang bagaimana, dan aksiologi yang mengungkapkan untuk apa sebuah ilmu dipelajari.

Jika dilihat dari aktivitasnya, filsafat merupakan cara berpikir yang mempunyai karakteristik tertentu. Dalam hal ini dapat dipelajari berdasarkan pendapat para ahli berikut : (1) Sutan Takdir Alisjahbana (dalam Hamdani; 2011:72) : Syarat berpikir yang termasuk berfilsafat yaitu berpikir dengan teliti dan berpikir menurut aturan yang pasti. (2) Sidi Gazalba (1976,dalam Hamdani;2011:73): Ciri berfilsafat atau berpikir filsafat adalah radikal, sistematis dan universal. (3)Sudarto(1996,dalam Hamdani; 2011:73): Ciri berpikir filsafat meliputi : metodis, sistematis, koheren,
rasional, komprehensif, radikal, universal.

Sains atau ilmu pengetahuan merupakan ilmu yang sangat penting bagi kehidupan manusia yang berasal dari filsafat ilmu dan keduanya memiliki keterkaitan satu sama lain karena keduanya merupakan kegiatan manusia.Hal tersebut dapat diartikan dalam sebuah proses dan juga hasilnya. Keduanya merupakan hasil dari berpikir manusia secara sadar, dan apabila dilihat dari prosesnya membuktikan bahwa keduanya sama-sama berusaha untuk memecahkan masalah dalam kehidupan manusia dengan cara memperoleh kebenaran dan pengetahuan

Sains dan filsafat memiliki hubungan yang diibaratkan sebagai induk dan anak, filsafat yang diibaratkan sebagai induknya ilmu dan sains sebagai anak dari filsafat. Mengapa dikatakan demikian, karena sains objeknya terbatas dan hanya didalam bidang tertentu sedangkan filsafat objeknya universal atau menyeluruh. Filsafat dan sains bisa saling bertemu karena keduanya memakai metode pemikiran reflektif pada suatu usaha untuk menghadapi informasi-informasi global dan kehidupan. Keduanya memperlihatkan perilaku kritik, menggunakan pikiran terbuka dan kemauan yang tidak memihak, agar mengetahui hakikat kebenaran. Mereka berkepentingan untuk menerima pengetahuan yang teratur.

Pengertian sains menurut Wahyana yaitu kumpulan ilmu pengetahuan tersusun secara sistematis dan dalam penggunaan secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. Tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, namun sains juga menggunakan cara dan sikap ilmiah. Colle dan Chiappetta juga mengatakan bahwa "Sains harus dipikir sebagai suatu cara berpikir dalam upaya memahami alam, sebagai suatu cara penyelidikan tentang gejala, dan sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang didapatkan dari proses penyelidikan".

Sains memiliki tiga poin utama yaitu konten, proses dan konteks. Konten yang berisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan fakta, pengertian, konsep, model, teori dan istilah. Kemudian proses yang berkaitan dengan keterampilan untuk menemukan prinsip dan konsep. Dan konteks yang berisi mengenai tiga hal yaitu individu, masyarakat, dan lingkungan sekitar.

Didalam kehidupan ini sains, memiliki berbagai kegunaan di dalam bidang. Kehidupan manusia yang selalu mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, memerlukan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sesuai dengan pemahaman tersebut, sains memberikan kontribusi yang besar, pada beberapa sektor yang vital bagi manusia, salah satunya.

Bidang Astronomi : memperkirakan terjadinya fenomena-fenomena alam yang mungkin terjadi seperti gerhana matahari, gerhana bulan, atau bahkan kemungkinan terjadinya kehidupan di planet lain. Dan masih banyak contoh lain yang merupakan bukti bahwa sains sangat penting dan diperlukan dalam kehidupan manusia.

Perkembangan sains pada saat ini sangatlah nyata dan dapat kita rasakan. Perkembangan tersebut pada dasarnya di suatu sisi sangat menguntungkan manusia. Yang mana manusia dimanjakan dengan berbagai hasil dari kemajuan sains, sehingga terpenuhi sebagian besar kebutuhan manusia. Perkembangan yang begitu pesat ini, seringkali tidak disadari membawa pengaruh yang bersifat negatif bagi manusia, yang mungkin merupakan awal dari kemusnahan manusia. Sains terbebas dari moral, yang dapat dimaknai bahwa baik buruknya hasil perkembangan sains, tidak tergantung dari sains, tetapi tergantung pada manusia itu sendiri. Karena manusia pemegang peran utama dalam pengendalian, pengaturan, pengarahan perkembangan sains. Oleh karena itu,manusia khususnya
ilmuwan harus memegang teguh tiga komponen dalam sains dalam melakukan penelitian untuk mengembangkannya.


Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image