Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Hidayatulloh

Mencari Apartemen di Kota Miskolc, Hongaria

Gaya Hidup | Friday, 10 Dec 2021, 23:08 WIB

Saya adalah mahasiswa doktoral yang sedang menempuh studi di Universitas Miskolc dengan beasiswa Stipendium Hungaricum sejak 2021. Dalam tulisan ini, saya ingin bercerita tentang pengalaman mencari tempat tinggal di kota ini untuk saya dan keluarga.

Ketika tiba pertama kali sebagai mahasiswa internasional di awal September, saya ditempatkan di asrama E6 bersama dengan ratusan pelajar asing dari seluruh dunia. Kamar saya berada di lantai dua dengan fasilitas cukup lengkap seperti kasur, lemari, kulkas, meja belajar, pemanas ruangan serta akses internet. Adapun kamar mandi, ruang mesin cuci dan dapur berada di tengah yang digunakan bersama-sama dengan para penghuni kamar lainnya di lantai yang sama. Saya memiliki satu teman kamar yang juga mahasiswa S3 asal Kurdistan Irak. Interaksi antar warga asrama terjalin dengan akrab karena pertemuan terjadi di dapur dan kamar mandi. Umumnya, aktifitas masak menjadi sarana berkomunikasi dari perkenalan, pembahasan kuliah hingga hal-hal ringan soal budaya dan kuliner.

Setelah sebulan tinggal di asrama E6, saya mendapatkan tawaran pindah ke Uni-Hotel, asrama khusus mahasiswa internasional jenjang doktoral, self-funded dan pelajar Hongaria. Berbeda dengan konsep hunian di asrama E6, Uni-Hotel menggunakan konsep tempat tinggal yang mengutamakan privasi penghuninya. Setiap kamar dapat berisi dua orang dengan fasilitas kasur, lemari, meja belajar, dapur mini, kulkas, pemanas ruangan serta akses internet. Khusus kamar mandi menggunakan bersama dengan rekan satu kamar lain karena konsepnya apartemen studio, namun saya dapat mengunci pintu akses ke kamar mandi. Adapun ruang mesin cuci tersedia di setiap lantai gedung. Bagi penghuni yang ingin mencuci pakaian, wajib meminjam kunci ruang tersebut ke resepsionis sehingga ketika saya menggunakan mesin cuci, tak akan ada rekan kamar lain yang dating. Sebaliknya, resepsionis tidak akan memberikan kunci ruang tersebut jika sedang digunakan orang lain. Bermukim di Uni-Hotel terasa lebih privasi dan juga sepi karena sangat minimnya interaksi dengan mahasiswa lain yang berbeda kamar.

Setelah hampir tiga bulan bermukim di Uni-Hotel, saya mulai mencari apartemen untuk tempat tinggal bersama keluarga yang akan datang ke Hongaria. Salah satu cara mencari informasi adalah bergabung ke grup Facebook antara lain Miskolci Egyetem Albérlet dan Albérlet Miskolc (kata “albérlet” artinya “apartemen yang disewakan”). Ada pula cara lain yakni menelusuri situs resmi penyewaan apartemen seperti ingatlan.hu, ingatlan.com, dan ingatlanok.hu (kata “ingatlan” artinya “perumahan”). Namun berdasarkan pengalaman pribadi, informasi di grup Facebook lebih mudah diakses, pemilik dapat dihubungi via aplikasi Messenger dan harga lebih terjangkau. Saya pernah mengirim pesan ke beberapa pemilik apartmen di website ingatlan, tetapi tidak mendapatkan respon karena komunikasi tersambung lewat surat elektronik. Berbeda dengan pengiriman pesan lewat Messenger, pemilik apartemen biasanya cepat merespon penawaran yang saya ajukan.Sebelum menghubungi pemilik apartemen, saya harus membaca deskripsi informasi secara lengkap agar upaya komunikas tidak sia-sia. Sebagai mahasiswa internasional yang akan mengundang pasangan dan satu anak perempuan berusia dua tahun, saya harus memastikan bahwa calon apartemen sesuai dengan kebutuhan. Sejak awal, saya merumuskan kategori apartemen yang saya cari.

Pertama, lokasi apartemen dekat dengan kampus atau paling tidak dapat diakses dengan transportasi publik. Kota Miskolc memiliki luas 236,7 km2 dengan fasilitas transportasi publik seperti bus dan tram yang baik. Namun tinggal terlalu jauh dari kampus menguras energi karena saya akan butuh waktu menunggu kedatangan bus di halte yang biasanya jarak kedatangan antar satu bus dengan bus berikutnya berdurasi 20-30 menit di hari kerja, bahkan 60 menit di hari Sabtu dan Ahad. Jadi jika pun harus menggunakan transportasi umum ke kampus, saya memilih yang satu kali naik bus saja.

Kedua, luas apartemen harus sesuai dengan jumlah penghuninya. Saya akan mencari apartemen dengan luas minimal 45 meter persegi dan memiliki minimal dua kamar untuk saya, istri dan satu anak. Standar luas dan jumlah kamar sangat penting karena juga terkait dengan kenyamanan tempat tinggal. Bagi pasangan menikah belum memiliki anak, apartemen dengan luas 20-35 meter persegi masih layak untuk dipilih.

Ketiga, apartemen yang ditawarkan biasanya ada yang furnished (berperabot) dan unfurnished (tidak berperabot). Tipe yang furnished pun ada yang fully furnished dan partially furnished. Dalam hal ini perlu perhatian khusus karena beberapa apartemen yang luasnya lebih dari 45 meter tapi ternyata unfurnished. Begitu pula ada yang furnished tetapi parsial alias tidak lengkap, misalnya ada perabot utama yang tidak tersedia seperti kasur, lemari, kulkas, mesin cuci dan lain-lain. Bagi mahasiswa asing seperti saya yang tinggal beberapa tahun dalam masa studi, membeli barang-barang perabot besar tentu bukan pilihan bijak. Alasannya mahal dan tentunya tidak mungkin dapat dibawa pulang ke tanah air. Ada opsi dijual pun belum tentu laku dipasarkan. Saya akan memilih apartemen yang memiliki perabot utama lengkap.

Keempat, harga adalah pertimbangan sangat penting bagi mahasiswa penerima beasiswa Stipendium Hungaricum. Sebagai mahasiswa PhD, saya mendapatkan uang saku HUF140.000 dan uang akomodasi HUF40.000 setiap bulan. Saya akan memilih apartemen yang harga sewanya mulai dari 70.000-100.000 forint. Perlu diingat, biaya sewa belum termasuk biaya rutin seperti listrik, air, gas, internet dan lainnya. Saya pun perlu mempertimbangkan biaya hidup lainnya seperti makanan, transportasi dan hiburan. Meskipun bagus dan cocok, saya akan mengeliminir apartemen dengan biaya sewa lebih dari 100.000 forint. Saya bersyukur rata-rata harga sewa apartemen di kota Miskolc jauh lebih murah dibandingkan dengan ibukota Budapest.

Awal pencarian, saya menemukan sekitar delapan apartemen yang cocok dengan beberapa kategori di grup Facebook. Setelah mengirimkan pesan lewat Messenger, beberapa pemilik membalas pesan saya. Ada yang menolak dengan alasan sudah disewakan ke orang lain. Faktanya, beberapa pemilik kadang belum menghapus iklannya meskipun sudah berhasil mendapatkan penyewa. Selain itu, ada tipe pemilik yang suka mengumpulkan para peminat lalu dia akan memilih peminat yang paling tepat menurutnya. Modelnya seperti ajang pencarian penyewa terbaik. Biasanya apartemen yang bagus dengan harga terjangkau melakukan hal ini karena banyak peminatnya. Ada pula pemilik yang menyebalkan karena tidak membalas pesan saya lewat Messenger, meskipun nampak sudah dibaca. Ini tipe pemilik yang kurang responsif atau mungkin mengalami digital burnout.

Selanjutnya saya mendapatkan undangan survei dari pemilik apartemen di Testvérvárosok pada Sabtu, 20 November 2021 jam 2 siang. Lokasinya berjarak 1,9 kilometer via jalan raya dan 1,4 kilometer rute jalan kaki dari Uni-Hotel. Saya datang didampingi mentor Hongaria dan teman Indonesia. Pemiliknya pasangan suami istri paruh baya. Apartemen di lantai 7 seluas 60 meter pesegi ini termasuk kategori fully furnished dengan dua kamar, dapur, balkon, toilet dan kamar mandi dengan harga sewa HUF75.000/bulan. Namun saya agak ragu karena nampak bekas air merembes di bagian dinding kamar mandi. Informasinya itu air dari kamar diatasnya. Saya diminta menghubungi pemilik beberapa hari setelah kunjungan ini jika memutuskan sewa. Beberapa hari kemudian saya masih mencari alternatif tempat yang lain. Lalu mencoba menghubungi pemilik tadi tujuh hari kemudian ternyata jawabannya sudah disewa orang lain. Nampaknya saya terlambat konfirmasi akibat keraguan soal kondisi dinding yang basah disana.

Berikutnya saya mendapat respon untuk berkunjung ke apartemen di Klapka György pada Sabtu, 3 Desember 2021 jam 2 siang. Lokasinya berjarak 1,8 kilometer via jalan raya atau pun jalan kaki dari Uni-Hotel. Didampingi mentor Hongaria, saya bertemu dengan perempuan paruh baya yang tidak berbahasa Inggris sehingga kehadiran mentor sangat penting. Apartemen di lantai 10 seluas 55 meter berisi dua kamar, balkon, dapur, kamar mandi dan toilet dengan harga HUF80.000/bulan. Namun sayangnya tidak ada kasur dan mesin cuci. Saya sampaikan bahwa tertarik dengan apartemen ini karena lebih rapi, bersih dan menarik dibandingkan apartemen sebelumnya plus tidak ada rembesan air di dinding. Secara tegas, saya mau sewa dengan syarat pemilik menyediakan kasur dan mesin cuci. Tak disangka pemilik bersedia karena mempertimbangkan saya akan sewa minimal satu tahun dan kemungkinan besar dapat diperpanjang. Akhirnya kami sepakat untuk menandatangani kontrak pada hari Rabu, 8 Desember 2021 jam 2 siang dan saya membayar uang sewa ditambah deposit 1 kali uang sewa serta biaya rutin bulanan. Maka per 1 Januari 2022 saya akan mulai tinggal di apartemen tersebut.

Setelah kontrak apartemen di tangan, saya melanjutkan tahapan berikutnya antara lain melaporkan perpindahan ke manajer Uni-Hotel dengan pemutusan kontrak tinggal. Ketika awal masuk, saya menandatangani kontrak selama setahun, namun pihak Uni-Hotel membolehkan pindah kapan saja tanpa harus genap 12 bulan. Berikutnya saya mengambil lembar akomodasi yang baru ke kantor International Relations kampus. Lembar akomodasi tersebut wajib ditandatangani oleh saya dan pemilik apartemen. Kemudian saya mengajukan permohonan perubahan tempat tinggal di kantor Imigrasi. Semua dokumen mulai dari kontrak sewa apartemen, lembar akomodasi dan persetujuan imigrasi digunakan untuk pengajuan reunifikasi keluarga.

Hidayatulloh, mahasiswa S3 Fakultas Hukum Universitas Miskolc, penerima beasiswa Stipendium Hungaricum dan dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image