REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR SRI BEGAWAN—Kementerian Agama Brunei Darussalam berupaya memerangi pandemi Covid-19 dalam aspek kerohanian dan pendidikan, kata Direktur Bidang Hukum Islam Kemenag Haji Hardfadillah bin Mohd Salleh dalam pernyataannya dalam acara seminar internasional tentang Fiqih Islam dan Masyarakat Kontemporer (ISLAC) 2021. Dia mengatakan, Kemenag juga telah memberikan bantuan dan membangun kerjasama dengan kementerian lain dalam memaksimalkan bantuan logistik dan finansial.
ISLAC 2021 digelar dengan tujuan untuk mengidentifikasi isu-isu kontemporer umat Islam di tengah situasi COVID-19 saat ini, membahas isu-isu kontemporer terkait pandemi dari beberapa perspektif hukum Islam. Acara ini diharapkan dapat melahirkan ide-ide baru dalam mencari solusi dan penguatan syariat Islam selama dan pasca COVID-19. Seminar ini juga bertujuan untuk meningkatkan jejaring dan kerjasama penelitian antara Universiti Islam Sultan Sharif Ali (UNISSA) dan Universiti Sultan Zainal Abidin (UNISZA).
Selain mendatangkan direktur Kemenag, seminar ini juga menghadirkan sejumlah pembicara lain, salah satunya Direktur Kantor Wakaf dan Infaq Dr Engku Muhammad Tajuddin Engku Ali dengan makalahnya tentang ‘Instrumentasi Keuangan Islam di Era COVID-19’. Sebanyak 17 makalah kerja disampaikan oleh akademisi, lembaga pemerintah dan swasta, peneliti dan lembaga swadaya masyarakat (LSM).
Rektor UNISSA Dr Haji Norarfan bin Haji Zainal mendukung pandangan bahwa hukum Islam bersifat komprehensif dalam melayani setiap aspek kehidupan. Dia juga menyoroti bahwa meskipun COVID-19 adalah salah satu tantangan terbesar di dunia, ajaran Nabi Muhammad (saw) mampu membawa kesadaran tentang pandemi dan ancamannya kepada komunitas Muslim.
Sumber:
https://borneobulletin.com.bn/seminar-focusses-on-dealing-with-covid-from-islamic-law-perspective/
Ikuti Whatsapp Channel Republika
