Jumat 10 Dec 2021 14:19 WIB

Hadapi Ancaman Rusia, Ukraina Minta Bantuan Senjata dari Barat

Kiev khawatir Rusia sedang mempersiapkan invasi dengan menumpuk pasukan di perbatasan

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Tentara Ukraina berjaga-jaga.
Foto: EPA/Roman Pilipey
Tentara Ukraina berjaga-jaga.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan Kiev mengharapkan dukungan militer dari negara-negara Barat. Namun Presiden AS Joe Biden sudah mengesampingkan kemungkinan mengirimkan tentara secara langsung.

"Kami akan bertempur dalam perang ini dengan diri kami sendiri, kami tahu bagaimana cara bertempur, kami tidak perlu pasukan asing bertempur untuk kami, tapi kami mengapresiasi apa pun yang dapat memperkuat angkatan bersenjata kami dalam hal pasokan militer," kata Kuleba pada investor di London, Jumat (10/12).

Baca Juga

Ukraina ingin bergabung dalam aliansi militer NATO. Kiev khawatir Rusia sedang mempersiapkan invasi dengan menumpuk pasukannya di perbatasan kedua negara. Moskow menegaskan langkah tersebut sepenuhnya pertahanan.

Pada Kamis (9/12) kemarin militer Ukraina menuduh pasukan separatis yang didukung Rusia di timur Ukraina melanggar enam perjanjian gencatan senjata tahun 2020. Tiga diantaranya melibatkan senjata yang dilarang di awal perjanjian damai yang Moskow dan Kiev coba bangkitkan.

Kantor berita Rusia, Interfax mengutip pejabat Ukraina yang mengatakan Kiev mengajukan pertukaran untuk 60 tahanan pada tahun baru mendatang.

Dalam percakapan melalui video Biden memberitahu Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai kekhawatiran AS pada penumpukan pasukan Rusia di perbatasan. Ia mengatakan Moskow akan menerima konsekuensi ekonomi bila memutuskan menggelar invasi.

Putin mengatakan pembicaraan mengenai invasi 'provokatif' dan menuduh Ukraina dan NATO memanasi ketegangan. Pada Rabu (8/12) lalu Biden mengatakan ia berharap dapat mengumumkan pertemuan antara Rusia dan negara-negara anggota NATO untuk membahas kekhawatiran Moskow dan kemungkinan 'menurunkan panasnya ketegangan di bagian timur'.

Deputi Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov mengatakan pernyataan itu disampaikan 'sepihak'. Hal ini menunjukkan AS belum membahas pertemuan tersebut dengan Moskow.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ditanya apakah Rusia akan keberatan dengan partisipasi anggota NATO lainnya. "Kami tidak bisa mengatakan apa-apa, karena belum ada pemahaman mengenai bagaimana hal itu akan digelar," jawabnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement