Kamis 09 Dec 2021 14:40 WIB

Omicron Bebani Gerak IHSG Jelang Akhir Tahun

IHSG diproyeksi akan bergerak di rentang terbatas. 

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. Merebaknya varian Omicron disebut membebani pergerakan IHSG mnejelang akhir tahun.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Pegawai melintas di dekat monitor pergerakan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, baru-baru ini. Merebaknya varian Omicron disebut membebani pergerakan IHSG mnejelang akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah sempat mencapai level tertingginya di posisi 6.754, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bulan November akhirnya melemah 0,9 persen secara bulanan. Pelemahan ini tidak lepas dari perkembangan Covid-19 varian Omicron yang mulai menyebar di berbagai negara sejak akhir November lalu. 

Mirae Asset Sekuritas Indonesia mengatakan, ketidakpastian mengenai pemulihan ekonomi pascapenyebaran varian Omicron diperkirakan masih akan membebani pergerakan IHSG Desember ini. IHSG diproyeksi akan bergerak di rentang terbatas. 

Baca Juga

"Secara teknikal, IHSG diperkirakan akan bergerak di rentang 6.394 hingga 6.687," kata Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Martha Christina, Kamis (9/12)

Sementara itu, rencana bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) untuk mempercepat penyelesaian tapering dan proyeksi penaikan Fed Rate (suku bunga The Fed) juga menjadi katalis negatif bagi IHSG. Meski demikian, Martha melihat, IHSG masih berpotensi menguat karena adanya window dressing di akhir tahun.

Mirae Asset Sekuritas pun merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur untuk dikoleksi investor jelang akhir tahun. Beberapa saham yang bisa menjadi pilihan pada bulan ini antara lain BBCA, BBRI, BMRI, BBNI, ASII, UNTR, TLKM, EXCL, dan ISAT. 

"Pilihan tersebut mengkombinasikan saham-saham yang defensif seperti sektor telekomunikasi dan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industryi," kata Martha.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement