Kamis 09 Dec 2021 08:33 WIB

Psikologi Jackpot dari Zaman Orba Hingga Milenial: Yes, New Yok, New York!

Mental Jackpot ternyata abadi sepanjang zaman

Main Jackpot diawal 1970-an di Jakarta.
Foto: Ridwan Saidi
Main Jackpot diawal 1970-an di Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ridwan Saidi, Politisi Senior, Sejarawan dan Budayawan Betawi.

Jackpot (lihat foto di atas) adalah mesin judi yang mewabah pada awal Orde Baru terutama di Jakarta. Mesin ini dapat dijumpai di pusat- belanja, atau tempat khas untuk  ngejackpot.

Mesin ini memainkan tiga baris numerik 1 - 9 agar ketemu triple seven. Menghidupkan mesin dengan  memasukkan coin berbayar, lalu tarik tungkai jackpot. Mesin berputar. Angka tiga digit jarang tripel seven. Kalau pas kena suara mesin menderu keluarkan puluhan coin, lalu tukarkan dengan rupiah. Gampang mainnya, kalau kena besar rupiahnya.

Banyak yang ketagihan jackpot, gampang mainnya besar rupiahnya. Kalau kena 777, kalau tidak berapa rupiah uang dihabiskan.

Psikologi jackpot ini yang dimainkan China untuk menjerat negara-negara target, termasuk  Indonesia. 

China tawarkan kemudahan pinjaman off book tanpa jaminan negara. Dan China terlibat pula pada pengerjaan proyek yang tanpa studi kelayakan yang oke. Maka muncullah pelabuhan udara yang jadi bengkel, MRT dan LRT yang tidak jalan. 

Bagaimana begitu mudah impressario adu ketangkasan setujui sebuah kota tawarkan diri jadi tuan rumah walau tak punya infrastruktur yang diperlukan. Dan bagaimana pula si  calon tuan rumah  bisa tergiur. Di sini psikologi jackpot berperan. Siapa yang tak tertarik kalau kota yang dipimpinnya tiba-tiba jadi sekelas New York?

Start spreading the news

I'm leaving today

I want to be a part of

It - New York  New York

 

Yes, Frank Sinatra: New York New York!

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement