Kamis 09 Dec 2021 07:30 WIB

Video Indikasikan Pesta Saat Lockdown di Rumah Perdana Menteri Buat Publik Inggris Marah

Perdana Menteri Inggris minta maaf atas video yang menggegerkan publik

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson minta maaf atas video yang menggegerkan publik. Ilustrasi.
Foto: AP/Frank Augstein
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson minta maaf atas video yang menggegerkan publik. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson meminta maaf atas video yang menunjukkan stafnya menertawakan dan membuat lelucon mengenai pertemuan di Downing Street selama larangan pesta Natal tahun lalu karena pandemi virus corona. Downing Street merupakan jalan kediaman resmi perdana menteri Inggris.  

Johnson mengaku ia marah saat melihat cuplikan video tersebut. Ia berulang kali menegaskan tidak ada pesta di kediaman kepala pemerintahan Inggris selama peraturan pembatasan sosial Covid-19 diberlakukan.

Baca Juga

"Saya meminta maaf tanpa syarat atas pelanggaran yang menyebabkan naik turunnya negara dan saya meminta maaf atas kesan yang ditimbulkannya," kata Johnson pada parlemen, Rabu (8/12).

Ia menambahkan akan ada tindakan disipliner apabila ternyata ada peraturan yang dilanggar. Johnson dan menteri-menterinya berulang kali membantah peraturan pembatasan sosial pada akhir 2020. Walaupun surat kabar Mirror melaporkan Johnson berbicara di sebuah pesta perpisahan dan timnya berkumpul bersama sekitar 40 hingga 50 orang.

Namun sebuah video yang disiarkan ITV menunjukkan mantan juru bicara Johnson, Allegra Stratton, tertawa dan membuat candaan mengenai pertemuan di Downing Street pada tahun 2020 di sebuah gladi resik konferensi pers rutin. "Saya telah melihat laporan-laporan di Twitter terdapat pesat Natal Downing Street pada Jumat malam, Anda mengetahui laporan-laporan ini," kata penasihat Johnson pada Stratton di video tersebut.

Stratton yang berdiri di samping bendera Inggris di podium resmi Downing Street terkekeh. "Saya pulang ke rumah," katanya sambil tertawa dan tersenyum.

"Tunggu sebentar, tunggu, um, erh, arh," lanjut Stratton yang tampaknya kehabisan kata-kata.

Saat pertemuan di Downing Street itu, puluhan juta rakyat Inggris dilarang bertemu orang-orang terdekat mereka untuk merayakan Natal. Ketika itu kerabat tidak bisa mengucapkan salam terakhir pada pasien yang sudah meninggal.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement