REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA--Tahun 2021 merupakan tahun penuh prestasi bagi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Bertabur prestasi membanggakan tergelar sepanjang tahun ini baik dalam lingkup skala nasional maupun internasional. Berbagai prestasi tersebut telah menempatkan Unair sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia.
Bagi Rektor Universitas Airlangga Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak dari sekian banyak prestasi yang melingkupi kinerja kampus yang dipimpinnya adalah ketika berhasil menduduki peringkat ke-465 dunia, versi Quacquarelli Symonds (QS). ‘’Ini prestasi yang sudah kami impikan sejak lama,’’ kata Nasih yang ditemui di ruang kerjanya, Selasa (7/12).
Impian tersebut lanjut Nasih adalah Unair masuk dalam jajaran top 500 universitas terkemuka dunia. Ia mengakui capaian yang sangat luar biasa sejak Unair berdiri merupakan kerja keras semua stakeholder yang ada di kampus. Padahal semula untuk masuk dalam jajaran top 500 universitas terbaik dunia merupakan suatu rencana yang sangat berat untuk dipenuhi.
‘’Target tersebut semakin berat kami rasakan ketika pandemi Covid-19 masuk ke Tanah Air. Tapi Alhamdulillah dalam situasi Covid-19 yang masih berlangsung prestasi tersebut justru bisa diraih,’’ tegasnya.
Nasih menambahkan bahwa capaian ranking tersebut merupakan bilangan angka. ‘’Tapi di balik angka itu yang mesti kita lihat bahwa reputasi akademik kita juga berada pada posisi yang sangat bagus," imbuhnya.
Selain capaian QS, Unair juga mampu menorehkan prestasi dalam pemeringkatan Times Higher Education World University Rankings (THE WUR) 2022. Melalui raihan tersebut Unair masuk dalam jajaran group ranking 4 sebagai kampus terbaik di Indonesia. Menurut lembaga pemeringkatan, penilaian tersebut diikuti oleh 1.662 universitas dari 99 negara di dunia dan telah resmi dirilis melalui laman THE WUR pada Kamis, 2 September 2021.
Meski terhitung pendatang baru dalam pemeringkatan tersebut, namun Unair berhasil menduduki posisi yang bisa diperhitungkan yaitu pada pada posisi 1201+. Ada lima indikator penilaian yang digunakan THE WUR sebagai metodologi pemeringkatan. Lima indikator itu adalah teaching, research, citations, industry income, dan international outlook.
Secara umum nilai yang dirah Unair menurut rektor berada di kisaran 10,6-22,3 , dengan rincian penilaian Teaching 21,5, Research 10,7, Citations 18,3, Industry income 36,5, dan International outlook 34,2. Penilaian itu menempatkan UNAIR pada posisi group ranking 4 di Indonesia.
"Ini baru pertama kali kita ikut karena sebelumnya kita belum eligible karena penilitian kita yang jumlahnya masih sangat rendah di tahun 2015 hingga 2016. Tahun 2021 ini kita ikut dan Alhamdulillah langsung masuk dalam posisi yang membanggakan," ujarnya.
Dalam pengamatan rektor, salah satu indikator yang kurang adalah industry income, dimana belum cukup banyak penghasilan yang bisa kita peroleh dari industri. Tapi Nasih meyakini bahwa hal tersebut persoalan data dan pengakuan saja. Ia optimistis pada tahun depan ketika proses hilirisasi sudah berjalan maka Unair akan masuk ke penambahan industry income.
Bagaimana untuk level nasional? Menurut Nasih tak kalah membanggakan. Ia mengatakan di tingkat nasional, Unair menempati posisi pertama dari penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) kelompok Perguruan Tinggi Negeri-Badan Hukum (PTN-BH) yang ditetapkan Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek). Capaian tersebut menunjukkan kinerja Unair sesuai dengan terget dan kriteria-kriteria secara nasional.
Capain lainnya yang menggembirakan, lanjut dia ketika kampusnya ditetapkan sebagai Badan Publik Informatif Kategori Perguruan Tinggi Negeri oleh Komisi Informasi Pusat (KIP). Unair memperoleh peringkat satu dengan skor nyaris sempurna yaitu 99,10. Pencapaian tersebut merupakan luar biasa mengingat selama ini kampusnya bertahun-tahun hanya bertahan pada kategori Cukup Informatif.
"Harapan kita sebenarnya bisa memperbaiki diri masuk pada kategori Menuju Informatif. Tetapi Alhamdulillah hasilnya kita bisa melakukan lompatan dan berada pada kategori Informatif dengan skor yang tinggi. Bahkan kalau dibandingkan PTN lain Unair berada pada posisi teratas," kata Nasih.
Nasih menyatakan, berbagai catatan luar biasa tersebut bukan merupakan hasil kerja keras rektor semata, melainkan berkat kerja keras seluruh civitas akademika Unair. Nasih pun mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam mencapai berbagai capaian luar biasa tersebut. Apalagi, kata dia, berbagai capaian yang di raih benar-benar melampaui target yang ditetapkan.
Nasih mengaku, tidak ada strategi khusus yang diterapkan untuk mencapai berbagai raihan tersebut. Ia hanya berupaya menggerakkan semua komponen universitas, mulai tenaga pendidik, dosen, mahasiswa, serta alumni Unair. Kebersamaan untuk bergerak ini menjadi kunci utama sehingga tidah boleh ada warga kampus yang berdiam diri tanpa ada kontribusi bagi capaian Unair.
"Kita dorong, kita tepuk tangan, apapun mereka harus bergerak. Kedua tugas kita mengarahkan dalam satu sektor dan tujuan yang yang sama. Sering saya sampaikan ayo kita bergerak. Kalaupun tidak bisa bergerak bersama-sama paling tidak jangan mengganggu," ujar Nasih.
Nasih menambahkan, prestasi mentereng Unair, utamanya di tingkat Internasional diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan calon mahasiswa untuk memilih berkuliah di dalam negeri. Karena, kata dia, kenyataannya perguruan tinggi dalam negeri, khususnya Unair, prestasinya tidak kalah dibandingkan perguruan tinggi di luar negeri.
"Dengan Unair posisinya bagus kita berharap kemudian tidak usah jauh-jauh sekolah ke Eropa, ke Jepang, ke Amerika, cukup di Indonesia saja. Oleh karena itu kita membuka berbagai kelas double degree agar kuliah di Unair juga bisa mendapat pengakuan dari dunia internasional," kata Nasih.