Rabu 08 Dec 2021 20:06 WIB

Korban Banjir di Lombok Butuh Perlengkapan Bayi-Air Bersih

Perlengkapan bayi, tikar, air bersih jadi kebutuhan mendesak korban banjir Lombok.

Sejumlah warga berada di dekat rumah yang tertimbun tanah akibat longsor di Dusun Kekait Daye, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (8/12/2021). Longsor disertai banjir bandang yang terjadi di daerah tersebut pada Senin (6/12/2021) mengakibatkan sebanyak 37 rumah warga rusak berat dan 300 jiwa mengungsi.A
Foto: ANTARA/Ahmad Subaidi
Sejumlah warga berada di dekat rumah yang tertimbun tanah akibat longsor di Dusun Kekait Daye, Desa Kekait, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, NTB, Rabu (8/12/2021). Longsor disertai banjir bandang yang terjadi di daerah tersebut pada Senin (6/12/2021) mengakibatkan sebanyak 37 rumah warga rusak berat dan 300 jiwa mengungsi.A

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Sejumlah korban banjir di Dusun Barat Kubur, Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat hingga saat ini masih membutuhkan bantuan. Selimut, perlengkapan bayi, dan air bersih menjadi kebutuhan utama.

"Adapun kebutuhan yang paling mendesak ini perlengkapan anak-anak atau bayi, popok bayi, pakaian, tikar, selimut, makanan dan juga obat-obatan," ujar Iskandar, warga Dusun Barat Kubur, Desa Sesela, Kecamatan Gunung Sari, Rabu.

Baca Juga

Iskandar menuturkan, dirinya dan warga lain membutuhkan air bersih lantaran air sumur yang mereka miliki kotor sehingga tidak bisa dipakai untuk mandi dan minum. Tak hanya itu, mesin air yang dimilikinya juga ikut rusak akibat terendam banjir.

"Semua (alat dapur) rusak, mau masak untuk makan juga sudah tidak bisa. Air bersih juga sangat sulit. Sumur masih kotor sekali," kata ayah dua orang anak ini.

Melihat kondisi ini, Iskandar khawatir banyak warga terutama anak-anak yang bisa terserang penyakit, seperti gatal-gatal, flu, dan demam. Sebab, setelah tiga hari diterjang banjir lingkungan jadi kotor. Sementara itu, pengungsi terpapar udara dingin pada malam hari akibat minimnya tikar dan selimut.

"Memang dari informasi warga sudah ada anak-anak yang mulai mengeluh gatal-gatal dan flu. Karena memang kondisi rumah dan lingkungan itu masih kotor," kata Iskandar ditemani istri yang sedang menggendong buah hatinya sembari menunjukkan kondisi mereka dan rumahnya yang sudah rusak akibat banjir yang terjadi pada Senin (6/12).

Tembok belakang rumah mereka, tepatnya di bagian dapur, runtuh. Mereka sudah tidak bisa lagi memasak di rumah.

Untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari, Iskandar mengharapkan bantuan dari posko pengungsian. Karena itu, ia mengaku sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu warga setempat.

 

 

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement