Rabu 08 Dec 2021 14:07 WIB

IDI Anggap Pembatalan PPKM Level 3 Nataru Wajar, Ini Alasannya

PB IDI tak mempermasalahkan keputusan pemerintah mencabut PPKM Level 3 libur Nataru.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (7/12/2021). Pemerintah resmi membatalkan kebijakan penerapan PPKM level 3 yang rencananya diterapkan di masa Natal dan Tahun Baru dan akan mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku dengan tambahan pengetatan.
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (7/12/2021). Pemerintah resmi membatalkan kebijakan penerapan PPKM level 3 yang rencananya diterapkan di masa Natal dan Tahun Baru dan akan mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku dengan tambahan pengetatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Satuan Tugas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia Prof Zubairi Djoerban tak mempermasalahkan keputusan pemerintah mencabut Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 pada saat libur Natal dan tahun baru (Nataru). Ia mengamati, pandemi Covid-19 di Tanah Air masih dalam kondisi baik.

"Secara umum situasi pandemi membaik. Positivity rate kita 0,7 persen. Oke-oke saja PPKM level 3 Nataru batal," tulis Prof Zubairi di akun Twitter resminya yang dikutip Republika.co.id, Rabu (8/12).

Baca Juga

Positivity rate 0,7 persen berarti, dari 1.000 orang yang dites, 'hanya' tujuh orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19. Kendati demikian, Prof Zubairi tetap berpesan agar pemerintah menjaga kasus Covid-19 tetap rendah seperti saat ini. Ia meminta pemerintah tak ragu menjalankan PPKM level berapapun bila penderita Covid-19 melonjak lagi.

"Terus monitor dan ada upaya berkelanjutan mempertahankan situasi ini. Kalau kasus naik, ya terapkan lagi PPKM level tinggi. Tak masalah. Pandemi kan dinamis," tulis Prof Zubairi.

Di sisi lain, Prof Zubairi mengamati sejak varian Omicron beredar, angka kematian Covid-19 di Afrika Selatan turun, meski dari level yang rendah. Bahkan angka morbiditasnya pun rendah. 

"Sehingga tekanan kepada faskes juga rendah. Bisa dilihat datanya (sementara), bukan menyimpulkan. Mungkinkah ini pertanda Omicron jinak? Mari optimis," ucap Prof Zubairi.

Selain itu, Prof Zubairi mengimbau masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan pencegahan Covid-19 guna menangkal Omicron. Apalagi varian tersebut mampu menyebar ke berbagai negara dalam waktu singkat.

"Varian ini memang dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Tetapi kebanyakan kasusnya adalah ringan, bahkan tanpa gejala. Angka rawat inap dan kematian karena Omicron juga rendah. Meski begitu, tetap pakai masker Anda, waspada, namun jangan panik," tutur Prof Zubairi.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, meski PPKM Level 3 selama Nataru dibatalkan, syarat perjalanan akan tetap diperketat, terutama di perbatasan untuk penumpang dari luar negeri. 

"Namun, kebijakan PPKM pada masa Nataru akan dibuat lebih seimbang dengan disertai aktivitas testing dan tracing yang tetap digencarkan," kata Luhut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement