Selasa 07 Dec 2021 18:37 WIB

Pengungsi Erupsi Semeru Mencapai 3.697 Jiwa

Korban meninggal sebanyak 34 jiwa, hilang 17 jiwa, dan luka-luka 56 jiwa.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Sejumlah warga mengungsi untuk menghindari letusan Gunung Semeru susulan di SDN Supiturang 4, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sebanyak 305 orang dari Desa Supiturang-Pronojiwo mengungsi di empat lokasi pengungsian.
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Sejumlah warga mengungsi untuk menghindari letusan Gunung Semeru susulan di SDN Supiturang 4, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat sebanyak 305 orang dari Desa Supiturang-Pronojiwo mengungsi di empat lokasi pengungsian.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penanganan darurat pasca erupsi Gunung Semeru masih berlangsung pada hari keempat. Bencana letusan tidak hanya berdampak pada jatuhnya korban jiwa dan kerusakan, tetapi juga warga yang mengungsi akibat rusaknya tempat tinggal akibat material vulkanik.

Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada Selasa (7/12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.

Baca Juga

Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan sembilan titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro enam titik 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian empat titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, Kecamatan Sukodono 45 jiwa,

"Data korban jiwa tercatat warga luka-luka 56 jiwa, hilang 17 jiwa dan meninggal dunia 34 jiwa, sedangkan jumlah populasi terdampak sebanyak 5.205 jiwa. Terkait dengan jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi," kata Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (7/12).

Selain dampak korban jiwa, erupsi mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pihak pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) satu unit.

Hari keempat pascaerupsi, Presiden Joko Widodo meninjau lokasi terdampak yang berada di Kabupaten Lumajang. Presiden tiba di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kabupaten Lumajang, pukul 10.21 WIB. Presiden Jokowi bertemu para penyintas, melihat dapur umum dan meninjau pos Kesehatan serta menyerahkan santunan kepada para ahli waris korban meninggal akibat erupsi.

Sementara itu, Gunung Semeru terpantau mengalami dua kali gempa letusan dan durasi gempa 55-125 detik. Di samping itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi tujuh kali gempa guguran dengan durasi 50-120 detik. PVMBG memberikan rekomendasi terhadap aktivitas vulkanik Gunung Semeru.

Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam radius satu km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak lima km arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan, serta mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Selanjutnya, radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, masyarakat agar menjauhi atau tidak beraktivitas di area terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. "Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan," ujar Abdul Muhari.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya material vulkanik yang sudah terbentuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement