Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Aris Nur Ramdhani

BERGURU PADA JANTUNG

Agama | Monday, 06 Dec 2021, 13:49 WIB

Bekerja sebagai profesi yang paling dekat dengan kelahiran dan kematian menjadikan saya lebih bersyukur akan arti dari sebuah penciptaan, bahwa segala sesuatu diciptakan maha sempurna jauh dari sifat ketersia-siaan, bagi orang yang mau berfikir.

Lebih dari sepulih tahun bergelut sebagai Ners (perawat) banyak hikmah yang diperoleh. Salah satunya yaitu dari organ tubuh istimewa bernama jantung. Organ kecil ini mengajarkan kita banyak pelajaran berharga. Ibarat mesin utama sebuah kendaraan yang jika tidak ada didalamnya maka kendaraan tersebut tidak akan berfungsi. Jantung sebanyak 1% nya adalah sel konduksi (penghasil listrik) dan 99% nya adalah sel kontraktil. Namun tahukah jika yang 1% tersebut tidak ada, maka jantung tidak akan bisa berdetaklah atau bisa dikatakan tidak akan ada kehidupan.Allah SWT berfirman:

Sungguh Allah SWT telah menciptakan manusia dengan sebaik-baik bentuk (QS. At-Tin: Ayat 4).

Hikmah jantung lainnya yaitu mengajarkan kita untuk tetap patuh pada ketetapan-Nya dan tidak menyalahi apa yang sudah dilarang. Namun tidak demikian dengan manusia. Manusia sering melanggar apa yang sudah Allah SWT larang. Jantung mengajarkan kita tetap berprasangka baik terhadap cobaan dan musibah yang ada. Sebuah jantung memiliki 3 sumber listrik utama yang berfungsi membuatnya berdetak. Sumber listrik utama bernama sinoatrial (SA) node. Pasien yang mengalami penyakit jantung sangat dimungkinkan mempengaruhi listrik utama tersebut sehingga dapat membuatnya rusak atau tidak berfungsi. Tapi ajaibnya jika SA node mati, jantung tidak otomatis berhenti berdetak tetapi akan diganti oleh sumber listrik cadangan pertama bernama atrioventrikular (AV) node. Selanjutnya jika kondisi penyakitnya parah dan AV node mati pula, jantung masih bisa tetap berdetak yaitu diambil alih oleh oleh cadangan listrik kedua, purkinje fiber.Dalam Al-Qur’an Allah SWT berfirman:

"Maka bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan” (Q.S. Al-Insyiroh: Ayat 5-6)

Jantung rata-rata berdenyut 80 kali selama satu menit. Mengalirkan sekitar 70 ml darah dalam 1 kali denyutan atau 5.6 liter dalam 1 menit. Darah membawa oksigen dan sumber nutrisi yang mengalir ke seluruh tubuh menghidupi organ-organ lain hingga jaringan dan sel-sel yang paling jauh darinya. Mulai dari otak, mata, paru-paru, lambung, usus, tulang belakang, tangan, kaki dan semuanya. Seluruhnya tercukupi dari kepala sampai jari-jari kaki. Namun jika darah tidak bisa mencapai organ-organ tersebut maka bisa terjadi hipoksemia atau kekurangan oksigen dalam darah. Jika berkelanjutan akan terjadi kegagalan fungsi organ. Misalnya saja pasien stroke, hal itu disebabkan karena oksigen tidak bisa masuk ke otak karena suatu sumbatan atau serangan jantung terjadi yang disebabkan tersumbatnya oksigen ke organtung akibat kelebihan kolesterol yang menumpuk di pembuluh darah jantung. Jantung mengajarkan menjadi pemimpin yang adil pandai merasa. Menurut saya Dia tidak perlu mendatangi satu per satu rakyatnya. Tetapi kebijakan yang dibuatnya sampai pada kebutuhan dan kemauan rakyatnya. Kebijakannya menguntungkan seluruh lapisan masyarakat. Dia pandai merasa apa yang ada dibawahnya. Ibarat jantung yang berdetak ditempat namun manfaatnya hingga ke organ paling ujung. Tentang pemimpin yang adil Rasulullah SAW bersabda:

“Ada tujuh (golongan orang beriman) yang akan mendapat naungan (perlindungan) dari Allah dibawah naungan-Nya (pada hari kiamat) yang ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya, yaitu pemimpin yang adil, seorang pemuda yang menyibukkan dirinya dengan ibadah kepada Rabbnya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang laki-laki yang saling menyayangi karena Allah, keduanya bertemu karena Allah dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang diajak berbuat maksiat oleh seorang wanita kaya lagi cantik lalu dia berkata, "aku takut kepada Allah", seorang yang bersedekah dengan menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan seorang laki-laki yang berdzikir kepada Allah dengan mengasingkan diri sendirian hingga kedua matanya basah karena menangis,” (HR. Al-Bukhari)

Selain itu jantung mengajarkan untuk tetap rendah hati. Tidak berlaku sombong meskipun dia sebagai organ yang penting bagi tubuh manusia. Jika dia tidak (lagi-lagi) berlaku adil, misalnya tidak mau mengalirkan darah pada organ mata karena dia organ yang kecil, contohnya, maka tinggal menunggu kebutaan. Manusia diharapkan untuk tidak mengangkat dagunya dan angkuh. Banyak kisah yang telah Al-Qur’an ceritakan tentang digdaya nya kekuasaan namun dia berlaku sombong seperti Qarun dan Fir’aun, maka Allah SWT tenggelamkan ke dasar bumi. Na’udzubillah.Allah SWT berfirman:

Dan janganlah engkau berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tidak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mampu menjulang setinggi gunung.”(QS. Al-Isra’: Ayat 37)

Jantung memiliki irama yang saling menopang sebagai hasil harmoni yang dihasilkan SA node, AV node dan purkinje fiber seperti yang disebutkan diatas. Ketiganya tidak saling berebut ingin menjadi yang pertama. Jika mereka berebut hingga merubah iramanya yang dalam istilah kesehatan disebut aritmia, sebuah gangguan irama listrik jantung yang berisiko pada kematian. Hikmah yang bisa diambil, jantung mengajarkan kejujuran. Manusia dilarang untuk mengambil terlebih kalau memiliki jabatan penting. Anggaran dana untuk rakyat dicuri oleh orang-orang korup, dana operasional dipangkas, jabatan disalahgunakan untuk kepentingannya sendiri. Tinggal tunggu saja kerusakan lebih berat pada ‘jantungnya’ jika gangguan tersebut tidak diobati.

Saya sangat bersyukur menjadi seorang Ners. Banyak ladang amal yang bisa dijadikan bekal untuk kehidupan nanti. Cerita diatas barulah hikmah dari satu organ bernama jantung. Hal tersebut meneguhkan hati bahwa kita harus punya manfaat untuk orang lain, menghindari sifat sombong, lebih peka akan kesusahan sesama paling penting betapa Allah Maha Besar akan ciptaannya. Allah SWT berfirman:

Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kebesaran) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukupkah (bagi kamu) bahwa Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?”(Q.S. Fussilat: Ayat 53)

Foto: ipmcmed.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image