Selasa 07 Dec 2021 04:59 WIB

Alumnus Muda IPB Magang Hortikultura di AS dan Belanda

Ilmu yang didapat di IPB University sangat  berguna di dunia profesional.

Mohamad Yusril Ramadhan, alumnus IPB University magang hortikultura di Amerika Serikat dan Belanda.
Foto: Dok IPB University
Mohamad Yusril Ramadhan, alumnus IPB University magang hortikultura di Amerika Serikat dan Belanda.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Mohamad Yusril Ramadhan, alumnus Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB University menjadi Professional Interns di Knox Horticultural, Orlando Florida, Amerika Serikat (AS). Pengalaman berharga ini ia dapatkan saat mengikuti International Internship Program atau yang bernama The Ohio Program (TOP) yang dibawahi langsung oleh The Ohio state University di Colombus, Ohio.

“Untuk di Indonesia sendiri, kita dibawahi langsung oleh asosiasi yang bernama Topagrindo. Asosiasi ini dinaungi oleh alumni TOP. Setelah mendaftarkan diri melalui asosiasi Topagrindo dan melewati semua prosesnya,  akhirnya saya berhasil pendapatkan placement dan sampailah di United States of America pada Juli 2021,” tuturnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (6/12).

Sebagai Assistant Head Growers selama kurang lebih lima bulan, Yusril belajar banyak hal dan merawat banyak sekali jenis tanaman. Dari tanaman bunga, herbal, sayuran dan lain sebagainya.

“Semua yang butuhkan di sini saya dapatkan dari semua pelajaran selama masa perkuliahan di Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB University. Saya sangat bersyukur dan merasakan bahwa seluruh ilmu, baik hard skill maupun soft skill yang saya dapatkan selama masa perkuliahan di IPB University sangatlah berguna di dunia profesional di dalam maupun luar negeri,” imbuhnya.

Memutuskan untuk merantau sangat jauh bukanlah hal yang mudah. Yusril menceritakan bahwa untuk mengambil keputusan ini, ia melakukan banyak pertimbangan. Terlebih harus bertahan hidup di negeri orang dengan budaya yang berbeda dan dalam jangka waktu yang cukup lama.

“Bukan hanya perbedaan bahasa saja tetapi tentu saya harus menghadapi perbedaan budaya, kebiasaan, cuaca, iklim dan banyak hal lainnya. Terlebih Amerika sendiri adalah negara yang sangat besar dengan berbagai macam penduduk serta latar belakang yang beragam bahasa maupun budaya,” jelasnya.

Meski begitu, hidup dengan lingkungan yang sangat beragam bukanlah hal pertama yang pernah Yusril jalani. Saat menjadi mahasiswa IPB University, Yusril juga belajar bagaimana caranya berbaur dan bertoleransi dengan keberagaman yang ada di kampus.

“Dari pengalaman itu semua, menjadikan saya pribadi yang mudah beradaptasi dengan lingkungan baik di tingkat nasional maupun internasional. Saya sendiri pernah tinggal di Belanda selama tiga bulan pada tahun 2020 untuk program serupa dan juga untuk menyelesaikan skripsi penelitian di sana,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement